Misteri Matinya Hewan Ternak di Tapanuli Utara Masih Berlanjut, Warga Temukan Jejak Kaki Besar
Mangatur Hutasoit, warga setempat, mengatakan, hewan ternak yang mati beberapa waktu terakhir, terlihat seperti dimakan oleh makhluk buas.
Mangatur Hutasoit bersama sejumlah warga juga melakukan perburuan hingga ke kawasan hutan setempat.
Menurut Mangatur, melihat kematian ternak warga ini, mahluk misterius tersebut memiliki kuku yang panjang.
Terlihat dari cakaran yang membuat mangsanya tercabik-cabik.
Ia pun menyebut dugaan makhluk misterius tersebut adalah "homang" (Kemang) atau "sigulambak".
Bagi kalangan masyarakat Batak, "Homang atau Kemang" dikategorikan hewan yang dianggap mistis, lantaran bertubuh besar dengan badan yang ditumbuhi bulu lebat serta gigi taring yang tajam dan memiliki kuku panjang.
Konon "Homang" tinggal di pedalaman hutan dan sering meniru suara manusia hingga membuat orang tersesat di tengah hutan.
"Homang" beserta ceritanya sudah lama tidak terdengar, dan dianggap usang dalam era masa kini.
Namun, pada perburuan hari ketiga yang lalu, menurut Mangatur, jejak dan tanda yang mereka lihat tidak jauh berbeda dengan cerita para orang tua dan sesepuh di zaman dulu di kawasan Tapanuli tentang keberadaan "Homang atu Kemang".
Mangatur dan warga pun menemukan bangkai busuk yang sulit dikenali jenisnya.
Bangkai tersebut memiliki tubuh yang panjang, dan bertaring panjang juga.
Bulu dan kulitnya berwarna cokelat.
• Nus Kei: John Kei adalah Keponakan, Sampai Kapan pun Saya Posisikan Diri sebagai Orangtuanya
• Viral Kisah Penumpang Terjebak di dalam KRL karena Ketiduran, Minta Tolong Lewat Twitter
“Kami sudah sempat melihat makhluk itu tiga kali, pukul 23.00, 02.00, dan terakhir 18 Juni. Yang terakhir ini, makhluk itu melompat dan bisa melintasi sungai,” ujarnya.
Warga desa itu juga menemukan bulu lebat yang tertinggal saat melakukan perburuan, dan diyakini bulu dari makhluk tersebut.
Goa Simarunjal-unjal tempat makhluk "Homang" dengan kondisi yang sangat dalam pun mereka susur demi memburu makhluk yang meresahkan warga ini.
Hingga Jumat malam pukul 22.00 WIB, Mangatur dan para relawan dari Desa Pargompulon masih melakukan perburuann.