Di Depan Jokowi, Butet Kartaredjasa Keceplosan Ngomong Kasar: Karena Nggak Canggung, Ngelantur Aja

Akui tidak canggung dan ingin suasana santai, Butet Kartaredjasa mengaku sempat keceplosan berbicara kasar saat berhadapan dengan Presiden Jokowi.

Instagram @masbutet
Akui tidak canggung dan ingin suasana santai, Butet Kartaredjasa mengaku sempat keceplosan berbicara kasar saat berhadapan dengan Presiden Jokowi. 

TRIBUNPALU.COM - Presiden Joko Widodo mengundang beberapa pesohor dunia hiburan Tanah Air ke Istana Negara pada Selasa (14/7/2020).

Pertemuan tertutup itu digelar dalam rangka membantu pemerintah untuk menyosialiasikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 kepada publik.

Sejumlah artis seperti Deddy Mahendra Desta, Gading Marten, Raffi Ahmad, Andre Taulany, Boy William, hingga seniman senior Butet Kartaredjasa tampak menghadiri acara itu.

Mendapat giliran pertama untuk berbicara di depan Jokowi, Butet Kartaredjasa mengungkapkan cerita menariknya saat berada di Istana Negara.

Sampaikan Wejangan Presiden Jokowi, Raffi Ahmad Ajak Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan

Dikutip TribunPalu.com dari Kompas.com, saat itu ia yang mewakili para pekerja seni menyampaikan keresahan mereka akibat pandemi Covid-19, terutama dampak ekonomi yang begitu dirasakan seniman.

Mulanya, Butet Kartaredjasa meminta izin untuk berbicara secara santai dalam pertemuan itu.

Permintaannya itu pun diiyakan oleh Jokowi.

"Saya minta izin sama Presiden, 'pokoknya ini saya ngomongnya boleh ngawur ya, sesuka saya saja, mengalir saja, bebas'. Ya, dipersilakan," cerita Butet Kartaredjasa saat dihubungi Kompas.com. Rabu (15/7/2020).

Butet Kartaredjasa saat menemui wartawan di rumah duka Djaduk Ferianto
Butet Kartaredjasa saat menemui wartawan di rumah duka Djaduk Ferianto (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan kepada Jokowi bahwa pekerja seni itu berasal dari banyak bidang.

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pekerja seni bukan hanya artis atau selebritis yang wajahnya kerap tampil di layar kaca atau platform YouTube.

"Jadi saya menerangkan ke Pak Jokowi bahwa yang dimaksud pekerja seni itu banyak, bukan hanya orang-orang yang hadir di Istana ini, jadi seniman-seniman tradisional misalnya," ucapnya.

Ia pun memberikan contoh seperti seni karawitan di dalam seni wayang, ketoprak, perupa, pematuk patung, hingga sastrawan juga termasuk dalam pekerja seni yang harus turut mendapat perhatian.

"Bukan orang-orang populis infotaimentlah. Sementara kemarin yang hadir artis-artis langganan infotainment. Nah, saya mengingatkan di depan presiden bahwa seniman itu bukan hanya yang populis, bahwa ada sastrawan, ada perupa, ada seniman tradisional, itu juga harus diperhatikan," tambah Butet Kartaredjasa.

Tak Dapat Undangan dari Presiden Jokowi, Sudjiwo: Sejak Zaman Soeharto Aku Bukan Seniman Istana

Untuk itu, ia meminta kepada Jokowi agar para pekerja seni tak luput dari perhatian pemerintah.

Butet Kartaredjasa memohon agar mereka mendapatkan bantuan ekonomi supaya tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Setelah menjelaskan maksud tujuannya, Butet Kartaredjasa pun mengaku nyaman berbicara secara blak-blakan di hadapan Jokowi dan beberapa artis lainnya.

Bahkan ia mengaku sempat kelepasan berkata kasar di acara tersebut.

"Oh kalau aku enggak (canggung), karena enggak punya beban sama sekali. Aku ngelantur aja, ngomong seenaknya, bahkan kemarin aku kelepasan bilang 'asu' segala aku," kata Butet Kartaredjasa sambil tertawa.

Butet Kertaredjasa
Butet Kertaredjasa (TribunJogja)

Atas peristiwa itu, Butet Kartaredjasa mengistilahkan dirinya sendiri dengan sebutan 'monolog garingan', maksudnya adalah orang yang berbicara panjang di depan orang banyak.

Hal itu juga ia ungkapkan di unggahan akun Instagram pribadinya, @masbutet, Rabu (15/7/2020) sore.

Dalam unggahan itu ia menyertakan dua potret, yakni saat berpose bersama Jokowi dan secarik tanda tangan dukungan dari Jokowi untuk para seniman di Yogyakarta.

Menariknya, ia mengulas pengalamannya tersebut dalam judul 'Monolog Garingan' di keterangan unggahannya.

Butet Kartaredjasa menceritakan mulanya obrolan mengalir begitu saja saat pertemuan berlangsung.

Ia juga menyebutkan berbagai profesi di bidang seni yang ikut ambruk perekonomiannya akibat pandemi Covid-19.

Sebagai pemecahan masalah, Butet Kartaredjasa memberikan contoh solusi ringan untuk para pekerja seni agar dapat terus bertahan.

Yakni dengan bercocok tanam.

Kemenparekraf Terbitkan Buku Panduan, Wishnutama: Industri Pariwisata Harus Beri Jaminan Kesehatan

Tetapi, ia juga menuntut keterlibatan pemerintah untuk ikut membantu para pekerja seni.

Untuk itu Butet Kartaredjasa meminta untuk para pemangku kebijakan agar bisa membantu para seniman dengan ide-ide yang kreatif.

Berikut keterangan lengkap unggahan Butet Kartaredjasa:

"MONOLOG GARINGAN.

Udah lama nggak dapet job monolog garingan, eh kemarin siang ditimbali Pak Jokowi.

Mendengarkan apa yang beliau gelisahkan, pikirkan, solusi dan harapan2 penyelesaian wabah pandemi Covid19.

Dan kemudian, mumpung duduk berseberangan satu meter di hadapan orang nomer satu yang menentukan kebijakan negeri ini, saya terpaksa monolog garingan.

Tanpa skenario. Njeplak sebisanya, mengalirkan pikiran.

Pertama saya yakinkan kepada presiden, manusia-seni itu banyak ragam dan jenisnya.

Bukan hanya model seniman yang kali ini hadir di istana, yang kebanyakan artis2 populer yang wajahnya kerap nongol di televisi.

Banyak seniman yang tidak mengharuskan wajahnya dikenal dan terkenal, misalnya seniman perupa, sastrawan, seniman2 tradisional, penari, pemain instrumen musik, kru supporting pertunjukan seni, penulis kreatif dll.

Semuanya ini juga perlu disapa dan ditolong.

Negara juga harus hadir kepada manusia2 seni yang sedang dan akan terkapar dihajar wabah pandemi.

Pasti banyak cara dan strategi mewujudkan keinginan presiden, sebagai bentuk nyata kehadiran negara.

Cara pragmatis jangka pendek, maupun jangka panjang mengingat kita sama2 nggak tahu kapan pandemi ini berakhir.

Saya sih cuma menceritakan ikhtiar kecil, bagaimana membangun basis ekonomi ke sektor riel.

Bercocok tanam. Tanpa meninggalkan aktivitas seni kreatif, bersama beberapa seniman mulai menanam singkong-gembong, lemon, anggur, empon2, sayur mayur, ceplukan, terong, cabe dll.

Apakah semua ini akan berhasil? Ya ndak tahu.

Lha wong namanya juga usaha. Lha trus, di mana negara akan hadir dan berperan?

Di sinilah sejumlah pe-er sengaja saya tinggalkan kepada para menteri terkait.

Semoga orang2 muda kreatif, tangkas, punya ide2 ‘out of the box’, dan kebetulan sedang punya kuasa jadi pembantu presiden, bisa segera menjawabnya dengan kebijakan dan tindakan kongkret menyelamatkan manusia2-seni se Indonesia.

Lalu, berakhirlah monolog garingan saya. Selesai ngomyang, ning ra bayaran. Konsisten nir income. Uasuwoook," tulis @masbutet.

Alami Serangan Jantung di Pementasan, Kondisi Butet Kertaradjasa Membaik pasca Pasang 4 Ring Jantung

Sebelum bertemu Jokowi, Butet Kartaredjasa kedapatan melayangkan keluhannya kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama.

Ia meminta Wishnutama untuk turut memperhatikan pekerja seni yang terdampak secara finansial di tengah pandemi Covid-19.

Hal tersebut Butet Kartaredjasa sampaikan dalam akun Twitter pribadinya, @masbutet pada Sabtu (9/5/2020).

"Pak @wishnutama; Bantu pekerja seni, panggung & event selama pandemi Covid-19. Banyak dari kami kehilangan penghasil. #UntukPekerjaSeni," tulis @masbutet.

Ia juga membagikan sebuah tautan dukungan secara daring dalam platform Change.org, agar warganet membantu menandantangani petisi yang telah dibuat oleh Joko Nugroho.

Dalam petisi itu, Joko Nugroho mewakili rekan seprofesinya yang mengalami kesulitan ekonomi karena kehilangan pekerjaan dan pemasukan.

Dalam sebuah petisi tersebut, ia menceritakan bagaimana kondisi perekonomian pekerja seni akibat wabah virus corona.

"Sejak pandemi Covid-19, pekerjaan kami terpaksa berhenti. Adanya aturan physical distancing dan PSBB otomatis membuat setiap aktivitas panggung dan event dilarang," tulis Joko Nugroho.

Ia mengatakan, dalam satu acara terdapat beberapa pekerjaan yang menggantung perekonomiannya di sana.

Butet Kertaradjasa Sebut Mendiang Djaduk Ferianto Meninggal di Pangkuan Istri

Misalnya seperti kru dekorasi, kru panggung, rigging, kru tenda, katering, lighting engineer, sound engineer, penyanyi, pemain band, event organizer, dan yang lainnya.

"Pemerintah sudah mencanangkan bantuan langsung tunai (BLT) untuk kelompok miskin terdampak Covid-19. Tapi apakah profesi kami sudah masuk penerima bantuan langsung? Setahu saya tidak," lanjutnya.

Oleh karenanya, Joko Nugroho juga mendorong Wishnutama agar menaruh perhatian lebih kepada profesi yang terlibat di dalam sebuah acara.

"Sebagai seseorang yang pernah berkecimpung di dunia balik panggung dan pertelevisian lebih dari 20 tahun, saya yakin Bapak Wishnutama akan sangat memahami suka duka pekerja panggung, event, dan seni," ungkap Joko Nugroho.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Baharudin Al Farisi)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved