9 Kali Terjadi Gempa Bumi dalam 3 Pekan, Masyarakat di Pulau Jawa Diminta Waspada
Daryono meminta kepada para pemangku kepentingan daerah terutama di Pulau Jawa agar mempersiapkan diri.
Daryono mengungkap dampak getaran gempa terasa di sejumlah wilayah, meskipun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut.
Dampak gempa yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan atau shakemap BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, menunjukkan gempa ini dirasakan di wilayah Pangandaran, Cipatujah, Cibalong, Tasikmalaya, Karangnunggal, dan Singajaya dalam skala intensitas II MMI.
Getaran gempa dengan skala tersebut, dideskripsikan guncangannya dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
• Gibran Rakabuming Ingin Minta Doa Restu, Achmad Purnomo: Nantilah, Bagaimanapun Orang Punya Perasaan
• Cuitan tentang Obrolan yang Terdengar Biasa tapi Bisa Menyakitkan Hati Jadi Viral, Ini Kata Psikolog
Cuaca Ekstrem
Selain ancaman gempa bumi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan saat ini 64 persen daerah zona musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau.
Dari 64 persen ZOM yang telah memasuki musim kemarau, 30 persen ZOM di antaranya mengalami kekeringan.
Meskipun demikian cuaca ekstrem berupa hujan lebat tetap berpotensi terjadi hingga akhir tahun ini di berbagai wilayah di Indonesia.
Karenanya, BMKG meminta masyarakat perlu terus waspada terhadap berbagai potensi dampak cuaca ekstreem, seperti longsor, banjir bandang dan banjir di berbagai wilayah Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menerangkan, potensi cuaca buruk tidak hanya diprakirakan terjadi di wilayah Sulsel.
Provinsi lain juga diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan dapat disertai angin kencang.
Di antaranya, Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Lampung, Jabar, Jabodetabek, Kaltara, Jambi, Sumsel, Banten, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Kaltara, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Papua Barat dan Papua pada tanggal 17 Juli. Berikutnya ada Aceh, Sumbar, Sumsel, Kep. Babel, Lampung, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Sumut, Jambi, Bengkulu, Jabar, Kaltara, Papua, dan Papua Barat pada tanggal 18 Juli 2020.
"Daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Sumsel, Bengkulu, Sumbar, Sumut bagian Barat hingga Aceh, serta memanjang dari Papua bagian Tengah, hingga pesisir Barat Papua Barat. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sepanjang daerah tersebut," kata Dwikorita.
"Untuk wilayah Kabupaten Luwu, atau Sulawesi Selatan umumnya, dalam tujuh hari kedepan (17 - 24 Juli 2020), diprakirakan masih akan terjadi hujan dengan intensitas sedang - lebat," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachry Rajab.
BMKG tetap terus secara rutin memberikan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, untuk 7 hari dan 3 hari ke depan hingga beberapa jam sebelum kejadian curah hujan ekstrem di seluruh wilayah Indonesia, secara tersistem yang disampaikan melalui berbagai kanal.
Yaitu melalui Aplikasi Mobile Phone dan Sosial Media "Info BMKG", ataupun melalui website www.bmkg.go.id serta media elektronik Radio dan Televisi.
Mengingat masih cukup tingginya potensi curah hujan ekstreem, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memonitor Peringatan Dini dari BMKG melalui berbagai kanal tersebut. (tribun network/wly)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pulau Jawa Waspada Bencana Gempa Bumi