Iri Dengan Penghasilan Guru, Pasutri di Muara Enim Tulis ''Guru Makan Gaji Buta'' di Facebook
Akhrinya, Fevi Eka Syaputra (38) dan Metaria (36) warga BTN Air Paku, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim mengklarifikasi dan meminta maaf.
TRIBUNPALU.COM- Sepasang suami istri di Provinsi Sumatera Selatan menuai masalah gara-gara unggahan di media sosial.
Keduanya menulis tentang 'guru makan gaji buta' dan mengunggahya di Facebook.
Setelah diselidiki, pasangan suami istri itu merasa iri dengan penghasilan guru di tengah merebaknya wabah virus corona Covid-19 di Indonesia.
Sebab, pengunggah mengalami penurunan pendapatan selama pandemi Covid-19.
Akhrinya, Fevi Eka Syaputra (38) dan Metaria (36) warga BTN Air Paku, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim mengklarifikasi dan meminta maaf.
Didampingi keluarga besarnya, Feri mengakui bahwa akun tersebut adalah milik dirinya, bukan milik sang istri, Metaria.
Begitu juga yang mengunggah tulisan tentang guru makan gaji buta.
Namun menurut dia, unggahan tersebut benar-benar tidak ada maksud ingin menyinggung para guru dan tidak menyangka akan menjadi begini.
• 3 HOAKS di Tengah Wabah Covid-19 di Indonesia, Mulai dari Thermo Gun hingga Dugaan Buatan Manusia
• Saran Akademisi untuk Pemerintah Terkait Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Ketahanan Pangan

Postingan tersebut dia tulis karena merasa kesal dengan penghasilannya sebagai tukang ojek sehari hanya Rp 20 ribu semenjak Covid-19.
Padahal, biasanya ia mendapat rata-rata penghasilan Rp 50 ribu per hari.
Sementara, menurutnya lagi, guru tidak mengajar di kelas selama wabah Covid-19 tetapi gajinya tetap sama dengan saat mengajar.
"Saya minta maaf kepada guru seluruh Indonesia, ini karena ketidaktahuan saya dengan kondisi guru. Dan postingan tersebut telah saya hapus," ujarnya.
Masih dikatakannya, bahwa dirinya tidak tahu isi UU ITE, hanya tahu sekilas melihat di TV tentang UU ITE.
Ia juga mengaku tidak tahu bahwa unggahan tersebut dapat berdampak hukum.
Begitu pun dengan kegiatan belajar mengajar guru.
Feri tidak mengetahui bahwa ternyata ada kegiatan belajar online (dalam jaringan/daring), tugas rumah, dan sebagainya.
Sehingga asumsinya bahwa para guru makan gaji buta itu sama sekali tidak benar.
• Pilkada Sulawesi Tengah 2020, Aldi Taher Bakal Tantang Pasha Ungu, Perebutkan Posisi Wakil Gubernur
• Polri Sebut Tak Ada Larangan Mudik Idul Adha 2020, Imbau Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
• Nia Ramadhani Bahagia Bukan karena Uang Ardi Bakrie, Melainkan karena Sudah Belajar Self-Love
Plt Ketua PGRI Muara Enim Jumran mengapresiasi keberanian dan rasa tanggungjawab pasutri tersebut yang datang ke Mess PGRI untuk menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada seluruh guru di Indonesia dan Muara Enim khususnya.
"Semua pengurus PGRI Kecamatan menyerahkan kepada pengurus PGRI Kabupaten untuk keputusannya. Jika kita maafkan tentu mereka juga memaafkan begitupun sebaliknya," tegas Jumran.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa pemilik akun Facebook Metharia Nyonyafevi (MN) membuat postingan tentang guru makan gaji buta.
Atas postingan tersebut mendapat kecaman dari guru dan organisasi guru yakni PGRI Muaraenim. Kemudian Pasutri Fevi Eka Syaputra (38) dan Metaria (36) pemilik akun MN melakukan permintaan maaf melalui akun FB nya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul "Minta Maaf Usai Tulis 'Guru Makan Gaji Buta' di FB, Pengunggah Akui Iri dengan Penghasilan Guru"