Cerita Atlet

Mohammad Ahsan Sebut All England 2019 jadi Titik Balik: Sudah Dianggap Selesai, Tapi Bangkit Lagi

All England 2019 adalah titik balik kejayaan bagi Mohammad Ahsan, The Daddies yang sudah dianggap 'selesai' berhasil rebut 3 gelar prestisius di 2019.

Humas PBSI
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan - All England 2019 adalah titik balik kejayaan bagi Mohammad Ahsan, The Daddies yang sudah dianggap 'selesai' berhasil rebut 3 gelar prestisius di 2019. 

TRIBUNPALU.COM - Pebulutangkis kenamaan Indonesia, Mohammad Ahsan, membeberkan gelar yang paling berarti sepanjang kariernya dalam dunia tepok bulu.

Seperti diketahui, karier Mohammad Ahsan bersama tandemnya, Hendra Setiawan terbilang sangat moncer.

Semasa 2012 hingga 2015, pasangan berjuluk The Daddies itu telah mendapatkan gelar-gelar prestisius seperti BWF Super Series Final 2013 dan 2015 dan All Engand 2014.

Tweet War! BWF Puji Minions: Siapa yang Bisa Hentikan Mereka? Akun All England Balas dengan Foto Ini

Sampai saat ini, The Daddies telah menyabet tiga kali gelar juara dunia di BWF Word Championsips, yakni pada tahun 2013, 2015, dan 2019.

Pada 2016, The Daddies juga tampil di Olympic Rio 2016 sebagai debut pertamanya, tetapi harus gugur di babak-babak awal.

Berhasil menjuarai All England 2019, The Daddies bakal meriahkan Swiss Open 2019 pada 12 hingga 17 Maret mendatang.
(Twitter/INABadminton)

Dengan prestasi yang begitu luar biasa, rupanya Mohammad Ahsan tidak menjadikan gelar-gelar masa mudanya itu sebagai hal yang paling berkesan.

Justru gelar di masa seniornya, yang menjadi pembuktian The Daddies bagi Mohammad Ahsan.

Gelar itu adalah All England 2019, yang dianggap Mohammad Ahsan sebagai titik balik The Daddies saat bersaing dengan pemain muda.

Beda Cara Berdoa untuk Sang Ayah, Foto Putri Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan Ini Bikin Terenyuh

Hal itu Mohammad Ahsan ungkapkan saat melakukan siaran langsung bersama PBSI di akun Instagram resminya, Sabtu (1/8/2020) sore.

Acara bertajuk 'Ngobrol Bareng Atlet' itu dipandu oleh pewarta PBSI, Nafielah Mahmudah.

Mulanya, pewarta yang akrab disapa Mbak Naf itu menanyakan perihal laga paling berkesan bagi Mohammad Ahsan.

"Kalau di sepanjang karier bang Ahsan, pengen tau dong turnamen yang paling berkesan apa?" tanya Mbak Naf.

Atlet jebolan PB Djarum itu mengaku semua laga yang dilakoni berkesan.

Akan tetapi, momen kenangan yang sulit terlupakan ialah saat The Daddies berhasil merebut gelar All England 2019.

Kemenangan kedua dari gelaran All England 2019 dipersembahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan untuk Indonesia pada Minggu (10/3/2019) malam.
Kemenangan kedua dari gelaran All England 2019 dipersembahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan untuk Indonesia pada Minggu (10/3/2019) malam. (www.bolasport.com)

Bagaimana tidak?

Saat itu, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan merupakan pemain senior yang terus bersaing di tengah arus permainan bertempo cepat.

Tetapi, berkat ketenangan dan jam terbang yang tinggi, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berhasil membuat mata dunia kagum.

"Sebenarnya semuanya berkesan ya. Tapi yang paling ada momennya itu ya mungkin All England kemarin, 2019," jawab Mohammad Ahsan.

Hendra Setiawan Ungkap Kenangan Pahit selama Berkarier, Akui Penyesalan saat Gagal di Olympic 2016

Mendengar jawaban itu, Mbak Naf justru penasaran mengapa bukan gelar semasa muda yang paling berkesan menurut atlet kelahiran Palembang itu.

"Oh malah yang baru-baru ini ya? Kenapa tuh?" kata Mbak Naf.

Mohammad Ahsan pun menjelaskan jika All England 2019 adalah pembuktian The Daddies yang masih bisa terus bersaing.

Bahkan menurutnya, karier The Daddies sudah dianggap selesai karena jarang merebut gelar di turnamen Super Series sekembalinya mereka ke Pelatnas PBSI.

"Karena kita kan seperti udah selesai, seperti udah dianggap sudah nggak mungkin, nggak bisa bersaing lagi gitu, kita juga ngerasa sudah cukup senior gitu, merasa juga sempet turun dari bawah, akhirnya kita bisa bangkit lagi, bisa juara lagi di turnamen yang besar gitu, jadi itu mungkin titik balik buat kita-nya gitu," jelas Mohammad Ahsan.

Raih tiga gelar prestisius dan tujuh kali jadi runner up, segini total penghasilan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Benarkah capai belasan miliar?
(badmintonindonesia.org)

Yuta Watanabe Terang-terangan Minta Trofi Milik The Daddies, Begini Jawaban Kocak Hendra Setiawan

Dengan gelar All England itu, membuka peluang The Daddies untuk kembali diperhitungkan dan menduduki peringkat dua dunia.

Terbukti dengan prestise tersebut, The Daddies juga berhasil menyabet gelar juara dunia BWF World Tour Championships untuk ketiga kalinya.

Musim 2019 pun ditutup Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dengan kemenangan manis BWF World Tour Finals 2019.

Simak videonya selengkapnya di sini:

Rogoh Kocek Lebih dari Rp500 Juta untuk Biaya Turnamen, Segini Penghasilan The Daddies, Balik Modal?

Nantinya, Olympic 2020 akan menjadi debut kedua bagi The Daddies di ajang olahraga terbesar di dunia itu.

Namun, saat ini banyak pemain ganda putra yang cukup mendominasi dan konsisten, seperti halnya juniornya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, pemain Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, hingga pemain China, Liu Yuchen/Li Junhui.

Dengan dua jagoan nomor satu dan dua dunia, ganda putra Indonesia kini berpeluang besar untuk merebut kembali tradisi medali emas di ajang Olympic 2020.

Akankah Indonesia berhasil mencapai kejayaan dunia bulutangkis pada Olympic tahun depan?

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

 
Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved