WHO: Covid-19 Ditularkan oleh Orang-orang Usia 20an, 30an, 40an Tahun, Kebanyakan tanpa Gejala
WHO mengutarakan kekhawatiran mereka, bahwa penyebaran dan penularan virus corona baru didorong oleh orang-orang berusia 20an, 30an, dan 30an tahun.
TRIBUNPALU.COM - Wabah virus corona Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 200 negara di dunia.
Pada 11 Maret 2020 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah virus corona sebagai pandemi global.
Hingga Rabu (19/8/2020) pukul 11:30 WIB, situs worldometers.info mencatat 22.307.265 kasus infeksi Covid-19 di seluruh dunia.
Angka kematian mencapai 784.353, sementara angka kesembuhan tercatat sebesar 15.047.783.
Penularan Covid-19 yang begitu cepat dan masif menjadi sorotan WHO.
Organisasi kesehatan yang berada di bawah naungan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) tersebut mengungkapkan kekhawatirannya.

• Positif Terinfeksi Covid-19, Seorang Istri di Surabaya Terancam Diceraikan Suaminya
• Courage Idap Penyakit Alergi hingga 5 Bulan Tak Berhenti Batuk, Melaney Ricardo: Tiap Hari Aku Doa
• Penangguhan Penahanan Jerinx SID Ditolak, Kuasa Hukum dan Nora Alexandra Kecewa
• Pernah Ribut Besar dan Hampir Cerai, Ini Alasan Regi Datau Pertahankan Rumah Tangga dengan Ayu Dewi
Dikutip TribunPalu.com dari laman Channel News Asia, WHO mengutarakan kekhawatiran mereka, bahwa penyebaran dan penularan virus corona baru didorong oleh orang-orang berusia 20an, 30an, dan 30an tahun, pada Selasa (18/8/2020).
Sebagian besar dari mereka tidak menyadari sedang terinfeksi oleh virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 tersebut.
Dengan kata lain, kebanyakan merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Hal ini menimbulkan risiko besar bagi kelompok yang rawan tertular penyakit.
Pihak WHO mengatakan, pada bulan ini proporsi kaum muda di kalangan pasien yang terinfeksi Covid-19 meningkat secara global.
Dikhawatirkan, sejumlah kelompok yang rentan semakin berisiko tertular.
Termasuk orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang sakit di area yang padat penduduk dengan layanan kesehatan yang tidak memadai.
"Epidemi sedang berubah," kata direktur regional Pasifik Barat WHO, Takeshi Kasai, melalui sebuah briefing virtual.
"Orang-orang berusia 20an, 30an, dan 40an tahun semakin mendorong penularan Covid-19. Kebanyakan dari mereka tidak menyadari sudah terinfeksi," katanya.
Takeshi Kasai pun menambahkan, "Hal ini meningkatkan risiko penularan bagi kelompok yang rentan."
• Industri Bioskop Terpuruk Gara-gara Covid-19,Asosiasi Pengelola Minta Keriganan Pajak Setahun
• Ada 7 Istilah Baru yang Digunakan Pemerintah Dalam Penanganan Covid-19, Ini Penjelasannya
• Peringatan dari Dokter di AS: Ada Efek Jangka Panjang Covid-19, Berdampak pada Otak hingga Jantung
Lonjakan kasus infeksi telah memaksa sejumlah negara untuk memberlakukan kembali pembatasan sosial.
Sementara, berbagai perusahaan di dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin.
Lonjakan kasus bahkan terjadi di negara-negara yang sebelumnya telah berhasil mengendalikan penyebaran virus.
Tak terkecuali Vietnam.
Vietnam sebelumnya tidak mengalami kasus penularan lokal selama tiga bulan berkat upaya mitigasi yang agresif.
"Apa yang kami lihat bukan sekadar lonjakan kasus. Kami yakin, ini adalah pertanda bahwa kita semua memasuki fase baru pandemi Covid-19 di kawasan Asia Pasifik," kata Takeshi Kasai.
Ia mengatakan, beberapa negara mampu mengurang dampak Covid-19 terhadap perekonomian dan kesehatan dengan memadukan deteksi awal dan upaya tanggap dalam menangani infeksi.
Sementara keberadaan mutasi sudah terobservasi, WHO masih menganggap virus ini "relatif stabil."
WHO juga mengingatkan semua produsen obat untuk mengikuti semua penelitian dan tahap pengembangan yang diharuskan dalam membuat vaksin.
Pelaksana teknis sekaligus penasihat kebijakan pengobatan WHO, Socorro Escalante, mengatakan WHO sedang berkoordinasi dengan Rusia, negara pertama yang meloloskan izin peraturan untuk vaksin Covid-19.
"Kami berharap mendapat respon terkait bukti dari vaksin baru ini," kata Socorro.
Sumber: Reuters via Channel News Asia
(TribunPalu.com/Rizki A.)