Bom Bunuh Diri di Filipina, Menlu RI Retno Marsudi Tegaskan Pelakunya Bukan WNI
Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi menegaskan pelaku bom bunuh diri di Jolo, Filipina bukan warga negara Indonesia (WNI).
Dua ledakan di plaza kota Sulu telah merenggut 15 nyawa dan 75 orang terluka.
Jesus Durante III mengatakan, PSG menerapkan pengamanan tinggi untuk Duterte dan keluarganya, meskipun tidak ada ancaman.
• Sudah Ketiga Kalinya, Pengambilan Paksa Jenazah Pasien Positif Covid-19 Kembali Terjadi di Batam
• Masker, Hand Sanitizer dann APD Boleh Digunakan untuk Kampanye Pilkada 2020, Ini Penjelasan KPU
• Pelaku Teror Penembakan Masjid di Christchurch, Selandia Baru Dijatuhi Hukuman Penjara Seumur Hidup
"Presiden sebenarnya aman dan dia dalam kondisi baik dan dalam kesehatan yang baik di sini, di Davao," katanya.
"Untuk saat ini, tidak ada dikonfirmasi atau divalidasi ancaman keamanan tampaknya pada saat ini yang diarahkan terhadap Presiden. Tapi tetap saja, kita tidak menurunkan pengamanan, kita selalu waspada, seperti yang telah saya katakan sebelumnya."
PSG berkoordinasi dengan pasukan keamanan lainnya dan mendesak masyarakat untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk memastikan keamanan Presiden.
"Kami sekarang memberlakukan perlindungan penuh kepada Presiden kami dan keluarganya, terutama sekarang, kita menghadapi musuh yang tak terlihat, yaitu Covid-19, dan ada terorisme dan ancaman keamanan lainnya," katanya.
Kepala Staf Angkatan Darat Militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan pelaku bom bunuh diri di Jolo adalah dua wanita dari kelompok militan Islamic State (ISIS).
Seorang perempuan, Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk satu diantaranya yang diduga menjadi pelaku serangan bom bunuh di Kota Jolo, daerah Filipina selatan pada Senin (24/8/2020).
Bom bunuh diri yang dilakukan dua orang militan ISIS itu telah menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai 75 orang, menurut Reuters, Selasa (25/8/2020).
Media lokal ABS-CBN News mengutip Cirilio Sobejana, wanita asal Indonesia itu adalah janda dari teroris Norman Lasuca, seorang warga negara Filipina yang meledakkan dirinya di kota Indanan pada juni 2019, dan menewaskan 6 orang.
"Satu lainnya adalah istri warga Filipina Abu Dalha, seorang subleader dari unit Abu Sayyaf," katanya.
Lalu siapa sebenarnya perempuan yang menjadi pengantin dalam aksi bom bunuh diri di Jolo?
Direktur Institut Penelitian Perdamaian, Kekerasan dan Terorisme Filipina, Rommel Banlaoi menduga perempuan itu adalah putri dari pasangan suami isteri, pelaku bom bunuh diri asal Indonesia yang menyerang gereja Katedral Jolo, pada Januari 2019.
"Salah satu perempuan, pembom bunuh diri yang kami curigai dapat melakukan serangan semacam itu adalah putri dari orang Indonesia yang bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri katedral Jolo," kata Rommel Banlaoi, seperti dilansir ABS-CBN News, Rabu (26/8/2020).
"Pihak berwenang telah memburu perempuan pembom bunuh diri itu di daerah itu, sebelum ledakan kembar yang menewaskan 14 orang di plaza kota Jolo pada hari Senin," jelas Rommel.