27 Dokter di Jawa Timur Meninggal Dunia, Masyarakat Diminta Berempati dan Patuhi Protokol Kesehatan
Di Provinsi Jawa Timur sendiri, sudah ada 27 tenaga medis berprofesi sebagai dokter yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Di tengah merebaknya pandemi Covid-19 dengan kasus infeksi pertama di Indonesia dilaporkan awal Maret 2020 lalu, angka kematian dokter di Tanah Air termasuk tinggi.
Di Provinsi Jawa Timur sendiri, sudah ada 27 tenaga medis berprofesi sebagai dokter yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Ketua Tim Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, menuturkan bahwa dari 27 dokter yang meninggal tersebut sebanyak 18 orang dokter yang sudah diketahui positif Covid-19.
Sedangkan sisanya masih suspect atau kasus probable dengan gejala berat Covid-19.
“Dari data kami dari total 27 dokter yang meninggal dunia tersebut 19 di antaranya adalah dokter umum. Lalu 6 dokter adalah dokter spesialis. Dan 2 dokter adalah PPDS,” kata Joni pada Surya (grup TribunJatim.com), Jumat (4/9/2020).
• Kemendikbud Ungkap Enam Provinsi di Indonesia dengan Jumlah Penduduk Buta Aksara Masih Tinggi
• Beredar Isu Pangkalan Militer China akan Dibangun di Indonesia: Kata DPR RI hingga Sikap Tegas Menlu
• Angkot yang Ditumpangi Saat Menuju KPU Mogok, Bakal Calon Bupati Cianjur Turun dan Ikut Mendorong
• Bupati Petahana Halmahera Timur Meninggal Sesaat Setelah Mendaftar untuk Pilkada di KPU
Berdasarkan pemetaan wilayah, dokter yang terbanyak meninggal ada dari Kota Surabaya sebanyak 10 orang, Kabupaten Sidoarjo 4 orang, Malang Raya 3 orang dan Kabupaten Gresik 2 orang.
Joni yang juga Dirut RSUD Dr Soetomo mengatakan bahwa dokter yang meninggal dunia 88 persen tidak dalam tugas menangani langsung pasien Covid-19 di ICU.
Mereka kebanyakan tertular di luar bangsal-bangsal perawatan khusus Covid-19.
“Mungkin tertular di UGD, kena di luar atau mereka ternyata merawat pasien yang OTG. Jadi bukan tertular saat merawat pasien Covid-19,” tegas Joni.
Sebab di ruang khusus perawatan pasien Covid-19 risikonya memang lebih besar, akan tetap sekuritasnya jauh lebih terjaga. Penggunaan APD lengkap, ruang isolasi yang menggunakan tekanan negatif, sehingga keamanann nakes relatif terjaga.
Ditegaskan Joni, dari enam dokter spesialis yang meninggal dunia di Jawa Timur, yang paling banyak meninggal dunia adalah spesialis penyakit dalam, kemudian psikiatri.
Kemudian disusul dengan dokter spesialis bedah umum, paru, obgyn, dan THT.
Serta anastesi, neurologi, pediatri, dan radiologi.
• Abaikan Protokol Covid-19, Ratusan Pendukung Muhammad-Sara Datang Bergerombol di Gedung KPU Tangsel
• Curhat Dokter Penyintas Covid-19 Soal Banyak Warga yang Tak Takut Virus Corona dan Anggap Konspirasi
• Cerita Dokter di DKI Jakarta saat Hadapi Pasien yang Membeludak: Sedih, Rumah Sakit Chaos Banget
“Angka dokter yang meninggal secara nasional saat ini sudah 101 orang dokter. Maka ini harapannya menjadi pengingat kita bersama, Covid-19 ini bukan konspirasi, coba lihat banyak dokter kita yang meninggal dunia, masyarakat harusnya lebih aware agar menurunkan penyebaran Covid-19 bersama-sama,” tegas Joni.
Sebab hulu dari pandemi ini adalah penyebaran, hilirnya adalah sistem kuratif.