Toxic Positivity: Ucapan Penyemangat yang Malah Dapat Memperburuk Keadaan
'Toxic positivity' merupakan perilaku menolak emosi negatif serta memaksakan optimisme yang tak masuk akal.
2. "Ini bukan akhir dari dunia" atau "Ini bukan masalah besar"

Pernyataan sejenis "ini bukanlah masalah besar" mungkin terdengar seperti perkataan yang optimis.
Seolah-olah masalah ini pasti bisa dihadapi dan terselesaikan sehingga kita tidak perlu merasa cemas.
Akan tetapi, kenyataannya hal ini tidak ada bedanya dengan mengabaikan emosi atau perasaan yang sebenarnya.
Ungkapan ini sama halnya dengan meremehkan sesuatu dan memaksa orang lain untuk menganggap masalah yang tengah dihadapinya bukanlah hal yang perlu dipikirkan.
Padahal setiap orang tentunya memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi masalah.
Oleh karenanya, dibanding memaksa orang lain untuk 'berpikir sederhana' atas suatu masalah, lebih baik anda menawarkan bantuan sembari memberikan waktu kepada orang tersebut untuk menenangkan diri.
• Tes Kepribadian: Pantai yang Kamu Pilih untuk Ditinggali Selama 1 Bulan dapat Mengungkap Karaktermu
• Tipe Kepribadian Berdasar Tanggal Lahir Bagi yang Lahir di Bulan Oktober: Pekerja Keras dan Ambisius
3. "Aku juga pernah merasakannya"

Saat ada teman yang tertimpa masalah, seringkali tanpa sadar kita akan berpikir bahwa kita mengetahui bagaimana perasaannya.
Hal ini lantaran menurut kita apa yang dialami oleh orang lain sama seperti apa yang pernah kita alami dulu.
Padahal, bagaimana pun juga masalah yang dihadapi setiap orang pastilah berbeda sekalipun terlihat mirip. Sebab, setiap individu memiliki keadaan yang berbeda.
Oleh sebab itu ada baiknya untuk menghindari pernyataan tersebut.
4. Membandingkan kondisi seseorang dengan orang yang lain

Hampir mirip dengan poin tiga, menyebut bahwa seseorang masih lebih beruntung atau masalah yang dihadapi rekan kita tidak lebih buruk daripada yang dihadapi orang lain juga tidak dapat dibenarkan.
Ketahuilah bahwa membandingkan situasi kita dengan orang lain tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik.
Oleh karena itu jangan pernah membandingkan masalah satu orang dengan yang lainnya hanya untuk melihat siapa yang memiliki kondisi lebih buruk.
Daripada itu, lebih baik kita berfokus membantu teman yang kesulitan dengan menawarkan bantuan atau setidaknya bersedia untuk mendampinginya di masa-masa tersulit.
(TribunPalu.com/Clarissa)