Studi WHO Sebut Remdesivir Hanya Berdampak Kecil dalam Mencegah Kematian Pasien Covid-19
Studi terbaru WHO memaparkan, Remdesivir memiliki efek sangat kecil untuk mencegah kematian akibat Covid-19.
Tiga obat lain diujicobakan dalam studi solidaritas Covid-19, yang telah merekrut lebih dari 12.000 pasien di 30 negara, dan tidak ada yang berpengaruh besar pada kematian.
Baca juga: Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Minggu, 18 Oktober 2020: Tambahan WNI Sembuh di Filipina
Baca juga: Prabowo dan Mark Esper Sepakat Mulai Lagi Pencarian Tentara AS yang Hilang di Indonesia Selama PD II

Obat-obatan itu adalah hidroksiklorokuin, yang telah ditemukan tidak bermanfaat oleh percobaan Pemulihan Universitas Oxford, lopinavir, antiretroviral yang digunakan dalam pengobatan HIV, dan interferon, yang diberikan lewat suntikan di bawah kulit.
"Interferon mengecewakan," kata Prof Sir Richard Peto dari Oxford, yang merupakan kepala ahli statistik dalam persidangan tersebut.
Namun, masih mungkin bahwa interferon yang diberikan dengan cara lain atau dalam formulasi yang berbeda dapat berpengaruh.
"Hasil remdesivir merupakan bukti terbesar dari obat yang digunakan," kata Peto.
“Ini lebih dari tiga kali lebih besar dari gabungan semua bukti lain di dunia," tambahnya.
Perhatian yang tertuju pada Remdesivir
Lebih jauh, Remdesivir telah mendapat banyak perhatian selama beberapa bulan terakhir dan merupakan salah satu dari sejumlah pengobatan yang diberikan kepada Donald Trump.
Sekarang, remdesivir juga direkomendasikan dalam beberapa pedoman klinis.
Tetapi ada kekhawatiran signifikan tentang pasokan, biaya, dan akses.
Biayanya bervariasi di seluruh dunia, tetapi rata-rata sekitar 2.000 dolar AS (£ 1.450) untuk satu diskursi pengobatan, yang melibatkan obat yang diberikan melalui infus intravena selama lima sampai 10 hari.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Studi WHO: Efek Remdesivir Sangat Kecil untuk Tekan Kematian akibat Covid-19