Terkini Internasional
Serangan Teror di Notre-Dame Basilica Nice, Prancis, Tuai Kecaman dari Para Pemimpin Dunia
Sebuah aksi penyerangan yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata tajam terjadi di Notre-Dame Basilica, Nice, Prancis pada Kamis (29/10/2020).
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengutuk "serangan pengecut ini."
Ia berkata, "Keyakinan kami lebih kuat daripada fanatisme, kebencian, dan teror. Pelukan disertai dukungan untuk keluarga para korban dan saudara-saudara Prancis kami. Kami bersatu!"
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, menambahkan, "Kami terus mempertahankan kebebasan, nilai-nilai demokrasi, serta perdamaian dan keamanan warga kami."
Baca juga: 33.429 Jemaah Umrah Indonesia Batal Berangkat karena Pandemi Covid-19
Baca juga: Pangeran Abdul Azim dari Brunei Darussalam Meninggal Dunia karena Kegagalan Multi-organ
KECAMAN LEBIH KERAS DARI HUNGARIA
Nada kecaman yang lebih keras datang dari Hungaria, di mana Perdana Menteri Viktor Orban menulis, serangan itu menunjukkan dengan jelas "bahwa budaya kita, cara hidup kita, dan nilai-nilai Eropa kita berada di ujung tombak terorisme ekstremis."
"Kami siap bergabung untuk melindungi nilai-nilai dan cara hidup tradisional Eropa," tambah Viktor Orban.
Sementara itu, Kanselir Austria Sebastian Kurz menyebut pembunuhan di Nice sebagai "serangan teror Islam yang tercela dan keji."
"Kami akan mempertahankan nilai-nilai kami dan 'cara hidup' Eropa dengan sekuat tenaga melawan Islam radikal dan politik Islam," kata Kurz.
INDIA DAN INGGRIS MENDUKUNG PRANCIS
Perdana Menteri India, Narendra Modi, seorang nasionalis Hindu, mengutuk keras "serangan keji di Nice" dan menambahkan bahwa negaranya juga "mendukung Prancis dalam perang melawan terorisme."
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson merasa "terkejut" atas "serangan biadab di Basilika Notre-Dame", demikian bunyi cuitannya dalam bahasa Inggris dan Prancis.
"Segenap hati dan pikiran kami bersama para korban dan keluarga mereka, dan Inggris berdiri bersama Prancis melawan segala bentuk teror dan intoleransi."
MENABUR KEMATIAN
Paus Fransiskus berdoa untuk para korban dan Vatikan menyatakan bahwa "segala bentuk terorisme dan kekerasan tidak akan pernah bisa diterima."
"Serangan hari ini telah menabur kematian di tempat yang penuh cinta dan penghiburan," kata juru bicara Vatikan, Matteo Bruni.