9 Langkah yang Akan Diambil Joe Biden untuk Melawan Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat

Nanti ketika Joe Biden duduk di kursi nomor satu di Gedung Putih pada Januari 2021, ia jelas akan mewarisi krisis pandemi Covid-19 yang makin buruk.

Instagram/joebiden
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden. 

TRIBUNPALU.COM - Setelah terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46, Joe Biden dihadapkan dengan pandemi virus corona Covid-19.

Diketahui, saat ini Amerika masih menjadi negara dengan kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia.

Data worldometers.info per Minggu (8/11/2020) siang pukul 05:54 GMT atau 12:54 WIB menunjukkan, kasus infeksi Covid-19 di Amerika Serikat mencapai 10.182.818.

Angka kematian akibat Covid-19 di AS tercatat sebesar 243.257 dan 6.441.744 sudah dinyatakan sembuh.

Dalam kampanyenya, Joe Biden telah menyebut Donald Trump tidak memiliki rencana untuk membawa Amerika Serikat keluar dari pandemi Covid-19.

Joe Biden telah mengemukakan rencananya untuk menangani virus corona pada 12 Maret 2020 lalu, sehari setelah Donald Trump menyebut virus itu berisiko rendah terhadap warga Amerika Serikat.

Sejak itulah, Joe Biden menyerukan pelaksanaan testing skala masif dan meminta agar masyarakat diwajibkan memakai masker.

Banyak pakar yang memprediksi lonjakan kasus infeksi dalam beberapa hari terakhir menjadikan Amerika Serikat sebagai negara dengan angka kasus terbesar dan paling mematikan.

"Kita akan mengarah pada musim dingin yang suram," kata Joe Biden pada debat presiden final Oktober 2020 lalu.

Nanti ketika Joe Biden duduk di kursi nomor satu di Gedung Putih pada Januari 2021, ia jelas akan mewarisi krisis yang lebih buruk.

Meski begitu, Joe Biden telah memiliki rencana dan langkah utama yang akan ia lakukan untuk mengendalikan pandemi Covid-19.

Apa saja? Dikutip TribunPalu.com dari laman This is Insider, berikut uraiannya.

1. Menyediakan akses tes Covid-19 secara luas.

Joe Biden telah berjanji untuk menyediakan testing atau pengujian lebih luas melalui program pengembangan yang didukung pemerintah.

Dia juga bermaksud untuk meningkatkan produksi tes diagnostik di rumah yang cepat dan membangun setidaknya 10 lokasi testing Covid-19 drive-through per negara bagian.

Joe Biden juga berjanji menggratiskan testing bagi semua warga Amerika Serikat, termasuk mereka yang tidak memiliki asuransi.

Namun, beberapa orang Amerika dikenai tagihan kejutan - baik karena rumah sakit dan dokter yang menggunakan kode tagihan yang salah atau perusahaan asuransi yang menagih pasien untuk pembayaran bersama.

"Masyarakat dapat jatuh ke dalam celah ini berdasarkan bagaimana itu dikodekan atau diagnosis tambahan apa yang mereka dapatkan. Tetapi pada akhirnya, kekuasaan pemerintah federal ada pada apa yang dibutuhkan oleh perusahaan asuransi," kata Marissa Levine, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas of South Florida.

Joe Biden telah berjanji untuk menghilangkan tagihan medis yang mengejutkan dan membebaskan pembayaran untuk kunjungan dokter yang diperintahkan untuk melakukan tes virus corona.

Dia juga berjanji untuk membuat kode diagnostik darurat untuk pasien virus corona di Medicare dan Medicaid.

Baca juga: Joe Biden Menang, Yunarto Wijaya Akui Senang: Dia Adalah Simbol Perlawanan Politik Pemecah Belah

Baca juga: 4 Rekor yang Dipecahkan Joe Biden Saat Terpilih Menjadi Presiden Amerika Serikat ke-46

2. Memperluas persyaratan masker

Joe Biden mengatakan dia mempertimbangkan perintah atau kewajiban mengenakan masker secara nasional.

Meskipun begitu, para ahli hukum mengatakan Joe Biden kemungkinan hanya akan memiliki kewenangan untuk menerapkan kewajiban memakai masker di properti atau fasilitas federal.

Namun, nantinya Joe Biden berencana bekerjasama dengan para pemimpin negara bagian dan/atau gubernur untuk menerapkan kewajiban masker.

"Pertama, saya akan mendatangi setiap gubernur dan mendesak mereka untuk mewajibkan penggunaan masker di negara bagian mereka. Dan jika mereka menolak, saya akan beralih kepada walikota dan eksekutif daerah, dan memberlakukan kewajiban mengenakan masker per daerah di seluruh negeri," kata Joe Biden, Oktober 2020 lalu.

Joe Biden
Joe Biden (Instagram/joebiden)

3. Menyesuaikan kuncitara atau lockdown dengan hotspot-hotspot setempat

Tampaknya Joe Biden tidak mungkin memberlakukan shutdown atau penutupan total dalam tingkat nasional, berdasarkan komentarnya menjelang Hari Pemilihan Presiden AS.

Akan tetapi, Joe Biden berulang kali mengatakan dirinya akan mengikuti rekomendasi dari para ilmuwan.

"Saya akan siap melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa. Karena kita tidak bisa menggerakkan negara sebelum kita mampu mengendalikan virus," kata Joe Biden kepada David Muir dari ABC pada Agustus 2020.

Situs web kampanye Joe Biden pernah menyatakan bahwa jika terpilih, ia akan menyesuaikan pedoman pelonggaran kembali untuk setiap komunitas berdasarkan tingkat penyebarannya.

Itu berarti sekolah dan bisnis lokal akan diizinkan untuk dibuka kembali di area tertentu dengan kasus infeksi Covid-19 yang rendah.

Joe Biden juga berencana mengalokasikan dana federal untuk membantu meningkatkan keamanan di fasilitas yang harus dibuka.

Misalnya, untuk membagikan masker, dan meningkatkan ventilasi di sekolah, atau memasang pembatas plastik di restoran.

"Kau dapat membuka bisnis dan sekolah, jika kau benar-benar memberi bimbingan yang mereka butuhkan, serta dana untuk melaksanakannya," kata Joe Biden di balai kota ABC News pada bulan Oktober 2020.

4. Mengembalikan otoritas CDC

Pendekatan administrasi pemerintahan Donald Trump telah beberapa kali bertentangan dengan pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Ilmuwan CDC mengatakan, beberapa saran mereka tentang lockdown dan testing diabaikan oleh administrasi federal.

“Memiliki seperangkat pedoman nasional dan pedoman arahan yang jelas dari CDC akan sangat membantu dalam memberdayakan lembaga-lembaga lokal,” kata Dr. Leana Wen, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas George Washington.

Pada Februari 2020, kurang dari dua minggu sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, Donald Trump mengajukan pengurangan pendanaan CDC sebesar 16 persen untuk tahun fiskal 2021, menurut ABC News.

Joe Biden menjanjikan, dirinya akan membangun kembali otoritas CDC.

Ia juga berharap dapat bekerja dengan badan tersebut untuk membuat dasbor real-time yang melacak penerimaan rumah sakit dan ketersediaan APD di seluruh wilayah Amerika Serikat.

Saat menerima pencalonan kandidat presiden pada Agustus, Joe Biden berjanji untuk "melepas tabir yang menutupi para ahli dan ilmuwan, sehingga publik mendapatkan informasi yang layak dan mereka butuhkan."

5. Bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Donald Trump menghentikan aliran bantuan dana Amerika Serikat kepada WHO, organisasi yang membantu mengoordinasikan respon global terhadap pandemi Covid-19, pada bulan April 2020.

Kemudian pada bulan Juli, Amerika Serikat secara resmi mundur dari keanggotaan WHO, meskipun keputusan tersebut tidak akan diselesaikan hingga Juli 2021.

Joe Biden mengatakan, dia akan membawa Amerika Serikat bergabung kembali dengan WHO pada hari pertamanya menjabat.

"Masyarakat kita akan jauh lebih aman ketika Amerika Serikat turut serta dalam memperkuat kesehatan global," cuitnya pada Juli 2020.

6. Merekrut setidaknya 100.000 pelacak kontak

Pada Oktober, AS memiliki 50.000 pelacak kontak atau contact tracer, menurut survei bersama dari NPR dan Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.

Itu artinya, sebagian besar negara bagian tidak memiliki cukup pelacak kontak untuk menelusuri penyebaran kasus infeksi Covid-19, menurut analisis NPR.

Pemerintahan Donald Trump juga dinilai berusaha memblokir dana tambahan untuk pelacakan kontak pada Juli.

Untuk itu, Joe Biden telah berjanji untuk memperbanyak jumlah tenaga kerja pelacakan kontak di AS, yakni sekitar 100.000 karyawan.

Baca juga: Joe Biden Menang Pilpres AS 2020, Presiden Joko Widodo Beri Ucapan Selamat untuk Presiden Terpilih

Baca juga: Viral Video Pedagang Bakso Keliling Ketiduran Saat Tunggui Dagangan Hingga Pukul 01:00 Dini Hari

Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden. (Instagram/joebiden)

7. Mendistribusikan lebih banyak ventilator dan APD ke rumah sakit

Joe Biden telah berjanji untuk lebih mengandalkan Undang-Undang Produksi Pertahanan, yang memungkinkan Presiden untuk mewajibkan bisnis untuk memprioritaskan rantai pasokan kebutuhan pemerintah federal.

Donald Trump memang telah meminta tindakan tersebut juga, tetapi Joe Biden berharap untuk bisa menggunakannya dengan lebih agresif.

Sehingga, ia dapat mengurangi masalah dalam kesinambungan rantai pasokan alat pelindung diri (APD), ventilator, dan sumber daya lain yang dibutuhkan oleh rumah sakit.

"Kami menyaksikan kegagalan administrasi Donald Trump dalam hal testing dan kami kehabisan reagen untuk pengujian dan penyeka," kata Wen.

"Kami juga melihat masalah rantai pasokan dengan APD, serta obat-obatan kritis," lanjutnya.

8. Memastikan pengobatan Covid-19 gratis untuk semua warga Amerika Serikat.

Saat ini, perawatan Covid-19 - yang jumlahnya masih sangat sedikit - mungkin masih bisa gratis tergantung negara tempat tinggal, perusahaan asuransi, atau perusahaan.

Joe Biden telah berjanji untuk menghilangkan pembayaran bersama, pengurangan, dan tagihan kejutan untuk masyarakat Amerika yang diasuransikan yang menerima perawatan Covid-19.

Dia juga berjanji untuk mengganti penyedia layanan kesehatan untuk perawatan Covid-19 bagi pasien yang tidak memiliki asuransi.

Baca juga: Ruben Onsu Ungkap Isi DM dari Remaja Penghina Betrand Peto: Tak Mau Unggah Video Pernyataan Maaf

Baca juga: Kasus Dugaan Penelantaran Anak Ayah Atta Halilintar Berakhir, Happy Hariadi Cabut Laporan

Baca juga: 155 Santri Pondok Pesantren Hasan Yamani Parappe di Polewali Mandar Positif Covid-19

9. Memastikan vaksin Covid-19 yang aman dan gratis

Program Operation Warp Speed ​​dari administrasi Donald Trump saat ini sedang memproduksi dosis vaksin dalam jumlah besar, padahal uji klinis sedang berlangsung.

Program tersebut juga mendanai penelitian dan pengembangan kandidat vaksin yang menjanjikan.

Kongres telah mengarahkan dana CARES Act senilai hampir 10 miliar dolar AS untuk Operation Warp Speed.

Joe Biden belum mengonfirmasi secara terbuka bahwa dia akan meneruskan program itu setelah menjabat.

Akan tetapi, dua perusahaan yang didanai oleh Warp Speed ​​mengatakan kepada STAT pada bulan Oktober lalu bahwa mereka sudah berkomunikasi dengan penasihat Joe Biden.

Joe Biden juga menjanjikan investasi tambahan senilai 25 miliar dolar AS lagi dalam pembuatan dan distribusi vaksin.

Pada pidato kampanye beberapa minggu sebelum pemilihan, Joe Biden berjanji bahwa masyarakat Amerika tidak akan dikenakan biaya lagi untuk vaksin di bawah pemerintahannya - janji yang sama yang dilontarkan oleh Donald Trump.

"Begitu kami memiliki vaksin yang aman dan efektif, itu harus gratis untuk semua orang, baik bagi warga yang berasuransi atau tidak," kata Joe Biden.

Joe Biden berjanji bahwa setiap kandidat vaksin akan dianggap aman dan efektif oleh para ilmuwan sebelum didistribusikan dan dia meminta data dari uji coba vaksin untuk dipublikasikan.

"Agar sebuah vaksin memiliki efek yang signifikan, perlu adanya kepercayaan," kata Wen.

"Dan sekarang banyak orang yang tidak mempercayai vaksin karena mereka takut akan adanya campur tangan politik dengan proses ilmiah," lanjut Wen.

SUMBER: This is Insider

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved