Kata IDI Soal Vaksin Covid-19 yang Diujikan kepada 1.000-2.000 Relawan: Belum Bisa Dipastikan Aman

Pengujian sebuah vaksin yang hanya melibatkan sekitar 1.000 hingga 2.000 relawan, belum cukup untuk mengetahui apakah vaksin aman atau tidak.

bgr.com
ILUSTRASI vaksin. 

TRIBUNPALU.COM - Pengujian sebuah vaksin yang hanya melibatkan sekitar 1.000 hingga 2.000 relawan, belum cukup untuk mengetahui apakah vaksin yang telah diujicoba aman atau tidak.

Hal ini dikatakan Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB) IDI, Zubairi Djoerban.

Hal ini merujuk uji klinis tahap ke tiga vaksin Sinovac yang dilakukan Indonesia yang diberikan kepada 1.620 relawan.

"Uji klinis tiga pada sekitar seribuan sampai dua ribuan relawan, belum cukup untuk menentukan vaksin itu aman dan efektif," ujar Zubairi dikutip dari Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

Zubairi lantas menyinggung uji klinis tahap ketiga terhadap vaksin yang sama yang dilakukan Brasil. Di negara tersebut, uji coba dilakukan terhadap 10.000 relawan.

Baca juga: Bereaksi Soal Pernyataan Megawati Sebut Jakarta Amburadul, Gerindra Pamerkan Prestasi Anies Baswedan

Baca juga: Kerap Alami Kejadian Mistis, Brisia Jodie: di Depan Rumahku Selalu Ada 8 Kucing Nongkrong, 3 Hitam

Baca juga: Ungkap Kemiripan Kamar Gisel & Cewek di Video Syur, Pakar: Janggal Orang Masang TV di Dekat Jendela

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi istri Atalia Praratya mengenakan masker dan pelindung wajah memperlihatkan nomor antrean Uji Klinis Vaksin Covid-19 saat tiba di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). Ridwan Kamil bersama Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriady dan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto menjalani sejumlah tes kesehatan dan tes usap di Puskesmas Garuda sebagai tahapan yang harus dilakukan oleh relawan vaksin sebelum dilakukan penyuntikkan atau uji klinis tahap III Vaksin Sinovac Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi istri Atalia Praratya mengenakan masker dan pelindung wajah memperlihatkan nomor antrean Uji Klinis Vaksin Covid-19 saat tiba di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). Ridwan Kamil bersama Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriady dan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto menjalani sejumlah tes kesehatan dan tes usap di Puskesmas Garuda sebagai tahapan yang harus dilakukan oleh relawan vaksin sebelum dilakukan penyuntikkan atau uji klinis tahap III Vaksin Sinovac Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca juga: Fadli Zon Ingatkan Pemerintah untuk Tak Paksakan Lakukan Vaksinasi: Rakyat Bukan Kelinci Percobaan

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 CoronaVac di Brazil Dihentikan Sementara, Bagaimana dengan Indonesia?

Namun, uji klinis itu kini ditangguhkan setelah didapati ada relawan meninggal dunia.

"Diduga karena ada relawan yang meninggal dunia. Meskipun, belum tentu hal tersebut akibat vaksin," ujar Zubairi.

"Ya, mungkin kematian relawan itu ada hubungannya dengan vaksin. Mungkin juga tidak. Saat ini sedang diteliti," katanya.

Hal seperti ini, lanjut dia, pernah terjadi pada relawan vaksin Oxford-AstraZeneca di Inggris.

Kejadian lainnya adalah komplikasi pada relawan uji vaksin Johnson & Johnson di Amerika Serikat.

"Pada perkembangannya, ketika uji vaksin Oxford-AstraZeneca dilanjutkan, memang tidak terbukti menimbulkan efek samping yang serius," ungkap Zubairi.

"Sementara itu, untuk yang di Brasil, masih banyak kabar yang belum jelas mengenai penyebab dihentikannya uji klinis fase tiga ini," lanjutnya.

Baca juga: Rayakan Ulang Tahun Tanpa Jerinx, Nora Alexandra Tulis Curhatan Pilu: Rasa Sesak Merajalela

Baca juga: Setelah Jadi Duta UNICEF, Nicholas Saputra Kini Didapuk Jadi Duta Belajar Ruangguru

Diberitakan, Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brazil (Anvisa) menghentikan uji klinis kandidat vaksin Covid-19 CoronaVac karena alasan "kejadian buruk dan serius".

Informasi ini disampaikan melalui pernyataan yang diunggah dalam laman resminya, Senin (9/11/2020) malam.

Mengutip AP, Selasa (10/11/2020), vaksin potensial ini dikembangkan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac.

Di Brasil, sebagian besar produksi vaksin tersebut akan dilakukan oleh Butantan Institute.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IDI: Uji Klinis Terhadap 1.000-2.000 Relawan Belum Bisa Pastikan Vaksin Aman", 
Penulis : Dian Erika Nugraheny

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved