Dalam Memutus Rantai Penularan Covid-19, Perilaku 3M dan Upaya 3T Tidak Boleh Dipisahkan
Aspek 3T dan 3M merupakan satu paket dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Dalam menghadapi pandemi virus corona Covid-19, ada dua aspek yang penting, yakni 3M dan 3T.
Dua aspek tersebut tidak boleh dipisahkan, tetapi sebagian masyarakat mengira itu adalah hal yang berbeda.
Padahal, tidak demikian.
Managing Director IPSOS Indonesia Soeprapto Tan mengatakan, masih ada 29 persen masyarakat yang tidak paham mengenai tracing, testing, dan treatment (3T).
Sebaliknya, 99 persen masyarakat mengaku paham menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).
Hal tersebut menunjukkan, masih ada masyarakat yang menganggap perilaku 3M dan 3T adalah dua hal terpisah.
Padahal, kedua hal tersebut merupakan satu paket dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.
Baca juga: Update Covid-19 Indonesia Sabtu, 14 November 2020: Tambah 5.272 Kasus Baru, Kasus Aktif Capai 59.765
Baca juga: Ribuan Orang Diperkirakan Hadiri Pernikahan Putri Rizieq Shihab, Satgas Covid-19 Kirim 20.000 Masker
Baca juga: Pernikahan Putri Rizieq Shihab Malam Ini: Anies Baswedan Dikabarkan Jadi Saksi, Wagub DKI Tak Hadir
Baca juga: Penjelasan Pertamina Soal Rencana KLHK Akan Hapus Premium Pada Awal 2021
“Kampanye 3M di awal-awal sangat kencang dan terus berjalan sampai sekarang. Jika 3M tidak berjalan, 3T pasti lebih parah. Sekarang 3M sudah jalan, saatnya mulai membicarakan 3T,” kata Soeprapto, seperti dimuat covid19.go.id.
Hal tersebut dikatakan Soeprapto, dalam Dialog Produktif bertema Optimisme Masyarakat terhadap 3T, yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (12/11/2020).
Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarinvest) Monica Nirmala menjelaskan, 3M membicarakan tentang peran individu.
Sementara itu, 3T berbicara tentang bagaimana memberi notifikasi atau pemberitahuan pada orang di sekitar untuk waspada.
“Jadi ada satu proses yang tidak hanya melibatkan individu, tapi juga orang yang lebih banyak,” kata Monica.
Lebih lanjut, Monica menerangkan, pemeriksaan dini penting dilakukan agar bisa mendapat perawatan dengan cepat, dan potensi penularan bisa dihindari.
Sementara itu, setelah pelacakan atau identifikasi oleh petugas kesehatan, kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19 harus harus melakukan isolasi atau mendapat perawatan lebih lanjut.
“Seandainya ketika dilacak si kontak erat menunjukkan gejala, maka perlu dilakukan tes, kembali ke praktik pertama (testing),” kata Monica.
Kemudian, perawatan akan dilakukan apabila seseorang positif Covid-19.
Jika tidak ada gejala, maka orang tersebut harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah.
Sebaliknya, jika orang tersebut menunjukkan gejala, maka para petugas kesehatan akan memberi perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah.
Hingga saat ini, Monica mencatat, ada tiga indikator yang menjadi standarisasi pemeriksaan Covid-19, yakni jumlah spesimen, kecepatan hasil pemeriksaan, dan rasio positif.
“Di Indonesia angka testing rata-rata mencapai 24.000-34.000 orang per hari,” jelas Monica.
Laboratorium Indonesia sendiri memiliki kapasitas tes sekitar 80.000, sehingga memadai pemeriksaan sesuai standar WHO.
Kendalanya justru pada individu.
Ketika seseorang menunjukkan gejala Covid-19, kontak eratnya takut memeriksakan diri.
“Setiap orang harus mengambil peranan untuk memutus rantai dengan berpartisipasi kooperatif menerapkan 3M dan 3T,” ujar Monica.
Sementara itu, Soeprapto mengatakan, salah satu faktor yang menghambat kampanye 3T adalah ketakutan atas stigma masyarakat.
Untuk itu, pemerintah perlu mengimbau masyarakat untuk mendukung pasien positif Covid-19 dengan tidak mengucilkannya.
“Saat ini, 3M masih satu-satunya vaksin paling ampuh. Meski nanti vaksin asli sudah ditemukan, 3M dan 3T harus tetap dijalankan sampai pemerintah benar-benar memberi informasi bahwa Covid-19 sudah tidak ada,” kata Soeprapto.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Hanya 3M, Upaya 3T Juga Penting untuk Putus Penularan Covid-19"
Penulis : Inadha Rahma Nidya