Sulteng Hari Ini
Khawatir Banjir, Warga Tolak Tambang Emas di Desa Buranga Parimo
Warga Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah menolak aktivitas tambang emas.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Warga Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah menolak aktivitas tambang emas.
Aktivitas tambang itu dikhawatirkan memicu banjir bandang.
Tambang emas berada di sekitar pemukiman warga, terutama dusun 4, dusun 5 dan dusun 6 Desa Buranga.
Menurut keterangan warga setempat, wilayah tersebut pernah ditempa banjir bandang.
Peristiwa itu sendiri mengakibatkan tiga korban meninggal dunia.
• Tangani Sampah di Palu, Kadis Pernah Pakai Dana Pribadi dan Berutang untuk Beli BBM
• Kumpulan Gambar Selamat Imlek 2021, Disertai Ucapan Bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia
• 145 Nakes Eks Pasien Covid-19 di RSUD Undata Jadi Pendonor Plasma Darah
"Kami khawatir terjadinya banjir. Karena di tahun 1999, sebelum adanya tambang, terjadi banjir bandang yang mengakibatkan tiga orang meninggal terbawa air," ujar seorang warga Ardiansyah kepada TribunPalu.com, Kamis (11/2/2021).
Diketahui, tambang emas di Desa Buranga beroperasi sejak tiga bulan lalu.
Sebanyak 18 alat berat beroperasi 1×24 jam, membawa dampak kerusakan lingkungan, khususnya bagi masyarakat dusun 4, dusun 5 dan dusun 6.
Sebab masyarakat ketiga dusun itu tinggal di dekat aliran sungai.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulteng, Abd Haris Lapabira menyoroti aktivitas industri tambang di sejumlah wilayah Sulteng.
Menurutnya, maraknya aktivitas industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA) seperti tambang jadi pemicu utama banjir.
• SKB 3 Menteri soal Seragam dan Atribut Sekolah Negeri, DPRD Kota Palu: Hal Biasa, Jangan Berlebihan
• Viral Foto Pasutri Bergaya Bak Model di Tengah Jalanan Rusak, Ternyata Ini Alasan di Baliknya
• Wali Kota Hidayat Klaim Ruang Tahanan Polres Palu Aman dari Gempa
"Liberalisasi di bidang ekonomi membawa dampak cukup banyak. Terjadinya banjir salah satu akibat dari industrialisasi," ujar Haris, dikutip Jumat (5/2/2021).
Di Sulteng, data dihimpun TribunPalu.com, telah terjadi 24 kali banjir sepanjang 2020.
Kabupaten Sigi menjadi daerah paling rentan dengan 5 kejadian.
Disusul Kabupaten Buol, Poso, Tolitoli dan Parigi Moutong sebanyak 3 kejadian.
Selanjutnya Kabupaten Morowali Utara, Donggala dan Banggai sebanyak 2 kejadian, serta Morowali dengan 1 kejadian. (*)