Imlek 2021

Masih Pandemi, Tidak Ada Perayaan Imlek di Palu

Sejak Kamis (11/2/2021), puluhan petugas keamanan dari kepolisian terlihat menjaga Klenteng Megabudhi.

TribunPalu.com/Nur_Saleha
Sejak Kamis (11/2/2021), sejumlah Vihara di Kota Palu dijaga ketat pihak kepolisian, termasuk Vihara tertua di Sulteng yaitu Vihara Magabudhi Palu, Sulteng. 

Vihara adalah tempat ibadah bagi umat Buddha.

Tips Memberi dan Menerima Angpao untuk Perayaan Tahun Baru Imlek 2021

BMKG: Prakiraan Cuaca Besok Jumat 12 Februari 2021 di Sulteng, Cerah hingga Hujan Petir

Bingkisan dan Angpao Untuk Keluarga Tionghoa yang Terdampak Covid-19 di Palu

Sedangkan Klenteng adalah tempat ibadah bagi penganut tiga agama (Tridharma), yaitu Konghuchu, Taoisme, dan Buddha. 

Phan A Lin adalah orang yang mendirikan tempat ibadah ini pada tahun 1942.

Dia adalah orang asli kelahiran Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

"Awal dibangun klenteng ini untuk tempat ibadah keluarga, kemudian dijadikan tempat ibadah umum untuk masyarakat yang percaya agama Budha," jelas Kusnadi Lukisna, pengurus Vihara Magabudhi Palu.

Meski sudah berumur 79 tahun, terlihat bangunannya masih kokoh dan tertata rapi.

Selain itu, vihara ini memiliki beberapa patung Budha.

Patung Budha itu terdiri dari: Patung Dewi Kwan Im, Sheng Wang Gong, Guan Gong, Mi Le Fo, San Bao Gong, Sang Budha, Di Ye Gong, Su Zhi Gong, Wie Too Poo Sat, dan Patung Budha Thailand Sidata Gautama.

Tak hanya itu, Cham-Si Guan Yin atau kertas sembahyang dan patung-patung sembahyang juga tersimpan rapi di dalam lemari kaca.

Suasana Viara Magabudhi Palu persiapan menyambut tahun baru Imlek 2021, Senin (8/2/2021).
Suasana Viara Magabudhi Palu persiapan menyambut tahun baru Imlek 2021, Senin (8/2/2021). (TRIBUBPALU.COM/NUR SALEHA)

Vihara yang sering disebut masyarakat adalah klenteng menjadi pusat kegiatan perayaan imlek teramai setiap tahunnya.

Vihara ini selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang ingin beribadah, tapi semenjak pandemi Covid-19 pengunjung dikurangi.

Nuansa tersaji identik dengan warna merah dan emas, patung Dewi Kwan Im dihiasi bunga yang tergantung kertas angpao dan lampion berukuran mini, bau-bau dari dupapun sangat khas di vihara Magabudhi.

Warna merah adalah ciri khas dari klenteng, dan dipercayai sebagai hal mendatangkan rezeki dan hal baik lainnya.

Terdapat lilin sembahyang, ukuran 1,5 m dan lingakaran lilin sekitar 30 cm dengan harga sepasang yaitu puluhan juta rupiah, dikirim langsung dari Surabaya.

Dalam kepengurusan klenteng ini, terdapat lima orang panitia, dan setiap tahun melakukan pergantian anggota.

Klenteng ini dijaga Amir selama 30 tahun hingga sekarang. (*)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved