Setahun Covid-19 di Indonesia, Masih Ingat Pasien Pertama Sita Tyasutami? Begini Kabarnya Sekarang

Sudah setahun Covid-19 di Indonesia, lantas bagaimana kabar pasien 1? Berikut ulasannya.

Instagram @sitatyasutami
FOTO: Sita Tyasutami (kanan) yang merupakan pasien 1 Covid-19 Indonesia, sedangkan Maria Darmaningsih (tengah) adalah pasien 2 

TRIBUNPALU.COM - Hari ini tanggal 2 Maret 2021 tepat satu tahun sudah pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia.

Presiden Joko Widodo pertama kali mengumumkan adanya pasien positif Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Saat itu didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Presiden menjelaskan bahwa 2 WNI telah terjangkit Covid-19.

Kemudian mereka disebut sebagai pasien 1 dan 2, yakni seorang wanita berusia 31 tahun dan Ibunya berusia 64 tahun.

Saat itu mereka dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang tinggal di Malaysia.

Pasien 1 tersebut kemudian diketahui adalah Sita Tyasutami, bagaimana kabarnya sekarang?

Mengutip dari Tribunmanado.co.id, Sita Tyasutami pasien 1 Covid-19 Indonesia, mengungkap kondisi terkini.

Ia sekaligus menepis tudingan miring bahwa dirinya menghilang setelah sembuh dari Covid-19.

Sita Tyasutami merupakan pasien 1 Covid-19 di Indonesia.

Pada saat itu Sita Tyasutami mengalami semua gejala virus corona.

Baca juga: Pengendara di Luwuk Kedapatan Bawa 77 Bungkus Cap Tikus Siap Edar, Tersangka: Itu Milik IRT

Baca juga: Tolitoli Dapat Jatah 1.300 Dosis Vaksin, Ini Prioritas Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua  

Baca juga: Cara Klaim Token Listrik Gratis Bulan Maret 2021, Bisa Lewat Aplikasi PLN, WA atau www. pln.co.id

Demam tinggi, batuk kering non stop, mual, muntah, diare, nafas pendek, vertigo, menggigil.

"Lengkap diagnosanya bronchopneumonia," kata dia.

Sudah ke klinik dapat antibiotik beberapa hari setelah sakit. Antibiotik habis namun masih sakit.

Lalu tes darah di rumah sakit dapat obat lagi untuk viral infection.

"Tapi masih demam terus dan akhirnya masuk RS dirawat baru 27 Februari 2020," kata dia.

Akan tetapi saat dibawa ke rumah sakit di Jakarta, ia tidak langsung didiagnosis positif Covid-19.

Begitu pun dengan ibunya, Maria Darmaningsih, yang menjadi pasien 2.

Saat keduanya menanti di kamar rumah sakit yang terpisah dan menanti hasil tes virus corona, Presiden Joko Widodo membuat pengumuman mengejutkan.

Jokowi juga mengungkapkan keduanya sedang dirawat di rumah sakit Jakarta.

Pengumuman itu sekaligus menjadi penanda bahwa virus corona telah masuk Indonesia.

Tyasutami dan ibunya tidak percaya saat presiden mengumumkan hal itu.

Mulai dari profil mereka, umur, gejala, dan riwayat kontak.

Akan tetapi Jokowi tidak menyebut nama pasien, dan menggantinya dengan angka yakni pasien 1 dan 2.

Tyasutami lalu bertanya ke perawat, apakah rumah sakit merawat pasien virus corona lainnya.

Perawat menjawab: "Tidak. Saya bingung, saya marah, saya sedih. Saya tidak tahu harus berbuat apa karena itu semua di media." kata Tyasutami kepada BBC.

Sebelum diagnosis, Tyasutami menjalani hari-harinya sebagai penari profesional, manajer seni pertunjukan, saudara perempuan, anak perempuan, dan seorang teman.

Namun setelah diagnosis, identitasnya direduksi menjadi hanya dua kata: pasien 1.

Catatan medisnya bocor, rincian kasusnya salah dilaporkan, dan gosip marak beredar secara online.

Baca juga: Hari Pertama Masuk Kerja, Wali Kota Palu Terbitkan Edaran bagi ASN, Apa itu? Ini Isinya

Baca juga: Positif Covid-19 di Tojo Una-una Tembus 459 Kasus, Kapolsek Perintahkan Anggotanya Dirapit Test

Baca juga: Warganya Tak Sadar Kebersihan, Sampah Menumpuk di Jl Sis Aljufri Palu Barat

Gejalanya bermula dengan tenggorokan gatal. Tyasutami awalnya menghiraukan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, menurutnya.

Kemudian 17 Februari 2020 pagi, dia terbangun dengan gejala yang lebih dari sekadar penyakit ringan.

Ibunya, Darmaningsih, seorang ahli tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), jatuh sakit akhir minggu itu.

Kondisinya memburuk setelah pertunjukan tari pada 23 Februari 2020. Mereka lalu memeriksakan diri di rumah sakit Depok.

Dokter awalnya mendiagnosis Darmaningsih dengan tifus, dan Tyasutami dengan bronkopneumonia.

"Kami meminta dites Covid-19, tetapi ditolak karena saat itu rumah sakit tidak memiliki fasilitas yang tepat," kata Tyasutami.

Lalu pada 27 Februari 2020 mereka dirawat di rumah sakit, dan masih belum mengetahui adanya patogen yang menyerang sel mereka.

Sekitar 24 jam kemudian seorang teman Tyasutami memberitahunya, bahwa dia menghadiri pentas dansa yang sama dengan seorang wanita Jepang yang positif Covid-19.

"Gue host kegiatan dansa-dansa," kata dia kepada tribunmanado.co.id.

Tyasutami tidak mengenal wanita Jepang itu, tetapi memahami betapa berat diagnosisnya.

"Itu sebabnya saya bersikeras sekali lagi ke dokter untuk dites," kata Tyasutami.

Dokter kali ini memenuhi permintaannya.

Mereka dipindahkan ke RS Sulianti Saroso di Jakarta untuk menjalani tes swab Covid-19.

Tyasutami dan Darmaningsih mengira dokter yang akan memberitahu hasilnya, tapi ternyata diagnosis mereka dibacakan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Baca juga: Presiden Jokowi Apresiasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Bagi 19.900 Pedagang di Pasar Beringharjo

Baca juga: Soroti Isu Perselingkuhan Ayus Sabyan dan Nissa Sabyan, Ustaz Zacky Mirza Singgung Profesionalisme

Baca juga: Hari Pertama Kerja, Wali Kota Hadianto Programkan 1.000 Perahu untuk Nelayan Teluk Palu

Achmad Yurianto juru bicara pemerintah dalam penanganan COVID-19 mengatakan kepada BBC, tidak ada yang salah dengan pengungkapan presiden kepada publik.

UU tahun 2009 tentang kesehatan mengatakan bahwa kebebasan pasien tidak berlaku untuk hal-hal yang menjadi kepentingan umum.

Benar atau salah, pengumuman pasien 1 dan 2 ini menjadi pusat perhatian nasional.

Dalam beberapa jam, pesan yang menunjukkan inisial, alamat lengkap, dan catatan medis dari pasien 1 (Tyasutami) dan pasien 2 (Darmaningsih) bocor dan dibagikan secara luas di WhatsApp.

"Mereka menyerang Sita, menyalahkannya karena membawa virus ke Indonesia," kata kakak perempuan Tyasutami, Ratri Anindyajati kepada BBC.

"Mereka menyalahkannya karena kehilangan pekerjaan, atau dipisahkan dari keluarga mereka. Mereka mempertanyakan bagaimana dia bisa terlihat begitu baik dan cantik setelah sakit. Mereka mengatakan itu diatur."

Tyasutami diadili oleh publik, meskipun sangat mungkin Indonesia memiliki kasus virus korona sebelum 2 Maret.

Pemerintah membantahnya, tetapi pada awal Februari, sebuah studi oleh Universitas Harvard menunjukkan mungkin ada "kasus yang tidak terdeteksi" di Indonesia, yang memiliki hubungan dekat dengan China, tempat virus berasal.

Asal-usul Covid-19 di Indonesia mungkin tidak pernah diketahui.

Pasien 1 dan 2, bagaimanapun, telah menjadi catatan.

"Sebelum diagnosis, saya memiliki kurang dari 2.000 followers di Instagram," kata Tyasutami.

"Awalnya saya tidak memiliki seorang pun yang mengirimi saya ujaran kebencian. Dalam beberapa hari (setelah diagnosis), followers saya meningkat menjadi 10.000. Orang-orang mengomentari semuanya, terutama foto-foto saya dengan pakaian tari yang seksi dan terbuka."

Wawancara Eksklusif Tribunmanado.co.id

Kepada tribunmanado.co.id, Selasa 23 Februari 2021, Sita Tyasutami mengaku situasi sekarang di lingkungannya atau di dunia offline, aman-aman saja.

"Hanya saja hingga saat ini masih dihujat-hujat netizen (warganet)," kata dia dengan nada rendah.

Setelah dirinya viral, ujaran kebencian pun bertubi-tubi dan bahkan ada gelombang-gelombangnya tergantung momentum Covid-19.

Saat ini ia mengaku kondisinya sedang menurun. Ia merasakannya sejak Januari 2021.

"Saya merasa mudah capek, kondisi ini memang biasa dialami mantan pasien Covid-19, karena darah menggumpal," kata dia.

Baca juga: Apa Itu Aplikasi e-Dumas yang Diluncurkan Polri? Ini Penjelasan dan Tindakan Polda Sulteng

Baca juga: Daftar Sebaran Kasus Covid-19 di Indonesia, 1 Maret 2021: DKI Jakarta Catat Tambahan Kasus Tertinggi

Baca juga: Update Covid-19 Sulteng: Poso Catat Penambahan 29 kasus Baru, Kasus Positif Sulteng Tembus 10 Ribu

Bahkan, lanjutnya, bercerita dalam wawancara saja itu ia merasa ngos-ngosan.

Sementara, aktivitas sebagai pelatih menari ia lakukan lewat online. Ia juga menepis banyak tudingan orang bahwa ia menghilang.

Menurutnya, ia sangat mudah ditemukan, karena dirinya sangat aktif di media sosial.

Seperti yang dilakukan Tribunmanado.co.id, ia cepat menanggapi Direct Message Instagram.

Bahkan, wanita cantik ini juga bersedia diwawancara melalui panggilan video. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul PASIEN 01 Covid Indonesia Kabarmu Kini! Sita Tyasutami Jadi Orang Pertama dari 1,3 Juta Pasien Covid

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved