Gejolak Partai Demokrat

SBY Mohon Ampun Pada Allah Karena Pernah Percayakan Jabatan Penting ke Moeldoko

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memohon ampun kepada Allah karena pernah mempercayakan jabatan penting kepada Moeldoko.

KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

TRIBUNPALU.COM - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memohon ampun kepada Allah karena pernah mempercayakan jabatan penting kepada Moeldoko.

Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Tingga Partai Demokrat setelah Moeldoko resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sumatera Utara.

"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," ujar SBY dalam konfrensi pers yang digelar di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (5/3/2021).

Sebagaimana diketahui, ketika menjadi Presiden Republik Indonesia, SBY pernah memberikan jabatan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Kepada Moeldoko.

Baca juga: Pengamat Nilai Jokowi Perlu Tegur Moeldoko Terkait Manuver di Partai Demokrat

Baca juga: Lowongan Kerja di 3 Perusahaan BUMN, Dibuka Bagi Lulusan SMA/SMK hingga S1, Simak Syaratnya

Baca juga: Daftar Daerah di Indonesia yang Tidak Terdampak Covid-19, Provinsi Papua Terbanyak

Bahkan tiga bulan kemudian, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu diusulkan SBY sebagai calon Panglima TNI ke DPR menggantikan Agus Suhartono.

Lebih lanjut, SBY menilai bahwa sikap Moeldoko yang menerima jabatan Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB bukanlah sesuatu yang terpuji.

SBY pun mengatakan bahwa Moeldoko tidak memilik sikap ksatria sebagai seorang yang pernah menjadi prajurit TNI.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.

Hal senada juga diungkapkan Putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut Ketua Umum Partai Demokrat itu, sejak awal sudah tercium Moeldoko akan merebut posisinya.

Baca juga: Terpilih Jadi Ketua Umum Demokrat Versi KLB, Foto Lawas Moeldoko Cium Tangan SBY Tuai Sorotan

Baca juga: Ini Daerah dengan Kasus Kekerasan pada Perempuan Tertinggi di Indonesia, 6 - 7 Per Setiap Hari

Baca juga: Ingin Makan di Luar Rumah saat Pandemi? Ini Peraturan yang Harus Ditaati

"Memang sejak awal motif dan keterlibatan KSP Moeldoko tidak berubah," ucap AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi 41, Jakarta Pusat.

AHY pun mengatakan bahwa cara Moeldoko mendapatkan jabatan Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB bukanlah sesuatu yang sah.

"Yaitu ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah, menggunakan cara-cara inkonstitusional, serta jauh dari moral dan etika politik," imbuhnya.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved