Soroti Terpilihnya Moeldoko, Yunarto: Alangkah Lebih Baik KSP Tidak Boleh Merangkap Ketum Partai
Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya menyoroti soal terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara.
TRIBUNPALU.COM - Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya menyoroti soal terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara.
Seperti diketahui dalam kongres yang berlangsung di Hotel The Hill Sibolangit tersebut, Moeldoko terpilih untuk memimpin Partai Demokrat ke depan.
Keputusan ini pun sudah diketuk dalam sidang, namun masih menunggu persetujuan Moeldoko, yang langsung ditelpon panitia kongres
"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Moeldoko pun memberikan 3 pertanyaan sebelum menerima amanah tersebut, yaitu meminta kader untuk serius mendukungnya.
"Walaupun secara aklamasi memberikan kepracayaan kepada saya. tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujarnya.
Kemudian karena para peserta KLB serius untuk mendukung, Moledoko pun menerima.
"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ujarnya.
Baca juga: Malu Pernah Beri Jabatan pada Moeldoko, SBY: Saya Mohon Ampun Kepada Allah Atas Kesalahan Itu
Baca juga: Moeldoko Kudeta Demokrat Demi Pilpres 2024, Kunto: Punya Partai Aja Dulu, Elektabilitas Belakangan
Baca juga: KLB Demokrat di Sumut Dinilai Langgar Prokes, Polisi: Itu Tanggung Jawab Satgas Covid-19 Sumut
Terkait dengan hal ini, Yunarto Wijaya mencoba menyampikan pendapatnya.
Menurut Yunarto Wijaya jika seseorang telah menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) alangkah lebih baiknya tidak merangkap sebagai Ketua Umum Partai.
Tidak hanya KSP, bahkan menurut Yunarto seorang menteri seharusnya juga tidak menjadi pengurus partai.
Hal ini lantaran menurut Moeldoko KSP adalah perwakilan wajah kepala pemerintahan.
"Yang jauh lbh penting dari urusan internal partai demokrat, alangkah baiknya Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) tidak boleh merangkap Ketua Umum Partai.
Menteri saja seeloknya bukan pengurus partai, apalagi Kepala KSP yang jelas2 mewakili wajah kepala pemerintahan/negara," tulis Yunarto Wijaya.
Tanggapan AHY
Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi terpilihanya Moeldoko sebagai Ketuam Umum Demokrat versi KLB Sumatera Utara.
Secara tegas AHY mengungkapkan bahwa hal ini menjadi bukti nyata keterlibatan Moeldoko dalam kudeta Partai Demokrat.
"Keterlibatan KSP Moeldoko kini sudah terang benderang, terbukti ketika diminta oleh para pelaku GPK-PD tadi kita saksikan melalui media, bahwa yang bersangkutan KSP Moeldoko menerima ketika diminta untuk menjadi ketua umum Demokrat Versi KLB Sumut, ujar AHY dilansir dari tayangan di Kompas TV.
Dengan hal ini AHY mengatakan bahwa bantahan Moeldoko selama ini terbukti tidak benar.
Bahkan AHY menilai bahwa Moeldoko justru memberikan semangat kepada mantan kader Demokrat untuk melakukan KLB.
"Tentu apa yang sampaikan oleh KSP Moeldoko meruntuhkan seluruh pernyataan yang telah diucapkan sebelumnya.
Baca juga: AHY Ungkap Kejanggalan KLB di Sumut: Ada Peserta Sudah Pindah Partai Tiba-tiba Pakai Jaket Demokrat
Baca juga: Reaksi Moeldoko sebelum Terima Jabatan Jadi Ketua Umum Demokrat Versi KLB: Serius Tidak?
Baca juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketum Tanpa Hadiri KLB, Jhoni Allen: Atas Kebutuhan Hati Nurani
Faktanya KSP moeldoko bukan Kader Demokrat jadi jelas bukan hanya internal Demokrat segelintir mantan kader yang tadi semangat melakukan KLB di Sumut tidak mungkin punya semangat kalau tidak mendapatkan dukungan dari KSP Moeldoko," paparnya.
"Jadi sekali lagi bahwa apa yang ia sampaikan selama ini dia pungkiri sendiri melalui keseidaannya menjadi Ketum Demokrat abal-abal versi KLB ilegal," imbuhnya.
AHY juga mengatakan bahwa sampai saat ini motif Moeldoko untuk mengambil kepengurusan Demokrat yang sah tidak berubah.
Dan AHY juga mengklaim bahwa dirinya memiliki bukti kuat soal keterlibatan Moeldoko dalam kudeta Demokrat.
"Saya bisa menyampaikan ini karena banyak bukti yang kami dapatkan selama ini, buktinya lengkap dan pada puncaknya hari ini pada klb ilegal tadi
maka sejak awal motif KSP Moeldoko tidak berubah yakni mengambil kepengurusan Partai Demokrat yang sah," ujarnya.
Terkait dengan kejadian ini, AHY menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat Indonesia untuk menilai sendiri tentang sikap dan perilaku Moeldoko.
"Kini saya persilahkan kepada sleuruh masyarakat Indonesia untuk menilai sendiri sikap dan perilaku tersebut," ujarnya.
Menurutnya sikap dan perilaku yang ditunjukkan Moeldoko tidak pantas untuk ditiru.
Bagi kami sikap dan perilaku tersebut bukan sikap yag perilaku kesatria bukan sikap dan perilaku yang bisa dicontoh dengan baik," pungkasnya.
Tanggapan Moeldoko Terpilih Jadi Ketum
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terpilih menjadi ketua umum partai Demokrat dalam kongres luar biasa (KLB) yang diselenggarkan di Sumatera utara pada hari ini Jumat (5/3/2021).
Terkait dengan hal ini, Moeldoko mengucapkan terima kasih.
Saat memberikan sambutan melalui telepon itu, Moeldoko juga menanyakan komitmen para kader dalam membesarkan Partai Demokrat.
"Saya berterima kasih, tapi sebelumnya ada beberapa pertanyaan saya kepada peserta forum, apakah pemilihan di kongres sudah dilakukan sesuai AD/ART partai?" kata Moeldoko, dikutip dari siaran Kompas TV, Jumat (5/3/2021).
Kemudian ia juga menanyakan kesiapan kader untuk bergotong royong demi kepentingan nasional.
"Apa kalian siap membangun partai dan memegang teguh komitmen demi bangsa dan negara tanpa kepentingan pribadi?" tanya dia.
Baca juga: BREAKING NEWS: Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam KLB
Baca juga: Qodari Sebut Moeldoko Tak Mampu Rebut Kursi AHY: Enggak Kuat, Jadi Ketua PSSI Aja Enggak Bisa
"Siap," jawab para peserta KLB.
Keputusan Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat periode 2021-2026 dibacakan oleh Jhoni Allen.
" Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan memperhatikan bahwa putusan menetapkan pertama, dari dua calon, atas voting berdiri, maka pak Moeldoko ditetapkan menjadi ketua umum Partai Demokrat," kata Jhoni.
Pernyataan tersebut pun diiringi riuh para peserta KLB. Terlihat para peserta menyetujui dan meneriakkan kata setuju dengan hasil putusan tersebut.
"Setuju!" teriak para peserta.
Sebelumnya, Jhoni Allen mengungkapkan ada dua nama yang menjadi calon Ketum Partai Demokrat yakni Moeldoko dan Marzuki Alie.
Namun, Marzuki memutuskan untuk mengundurkan diri. Kendati begitu, mantan Ketua DPR itu diputuskan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
KLB juga menetapkan Ketua Umum Partai Demokrat AHY dinyatakan telah demisioner.
"Memutuskan pertama Dewan Pimpinan Pusat 2020-2021 yang diketuai AHY dinyatakan demisioner," ucap Jhoni.
(TribunPalu.com)