Gejolak Partai Demokrat

Kubu Moeldoko Sebut Kantor Demokrat Dibeli dari Mahar Pilkada, Kubu AHY: Setelah Dipecat Baru Teriak

Menurut Jhoni Allen, hal tersebut diakui sendiri oleh SBY ketika keduanya bertemu sebelum digelarnya KLB Partai Demokrat tandingan.

TRIBUN JATENG
Partai Demokrat 

TRIBUNPALU.COM - Beberapa waktu lalu Jhoni Allen yang merupakan salah satu sosok di kubu Partai Demokrat Moeldoko menuding bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggunakan mahar Pilkada untuk membeli Kantor Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut Jhoni Allen, hal tersebut diakui sendiri oleh SBY ketika keduanya bertemu sebelum digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat tandingan di Deli Serdang.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, pernyataan itu hanyalah nyanyian sumbang dari para mantan kader.

"Jelas itu hanya nyanyian sumbang dari mantan kader, udah jelas."

Baca juga: Penyebab Daftar Kartu Prakerja Berkali-kali dan Selalu Gagal Seleksi? Cek Tips Ini Agar Lolos

Baca juga: Tak Mengaku Selingkuh Padalah Ada Kondom Tersangkut Di Kemaluannya, Suami: Itu Masuk Begitu Saja?

Baca juga: Awas Ditipu, Begini Cara Mengetahui Keaslian STNK dan BPKB Kendaraan Bekas, Perhatikan Hologram

"Kalau emang ada (buktinya) ya silakan buktikan saja, gitu," kata Herzaky saat ditemui di Gedung DPP Partai Demokrat, Jumat (12/3/2021).

Dirinya menyayangkan para mantan kader itu tak berani bicara sejak dahulu, jika memang hal itu benar terjadi.

Padahal, kata Herzaky, dahulu para mantan kader itu berkantor dan lama mengabdi untuk Partai Demokrat, saat masih dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Dulu kan mereka (mantan kader) juga di sini (Gedung DPP)."

"Kok mereka dulu di sini enggak ada teriak-teriak? Kan udah lama mereka di sini. Nah, setelah dipecat baru teriak teriak," ungkapnya.

Oleh karena itu, Herzaky menilai hal tersebut hanya omong kosong dari para mantan kader.

Karena menurutnya jika hal tersebut benar, seharusnya para mantan kader tersebut menunjukkan bukti yang dimaksud, saat mereka masih menjabat dan berkantor di DPP Partai Demokrat.

"Saat mereka masih disini kan (seharusnya) mereka menanyakan itu, oh ini enggak bener ini, kalau (tuduhan) itu bener."

"Tapi kenyataannya kan karena mereka itu dipecat jadi mereka kecewa, jadi nyanyian sumbang para mantan kader yang kecewa saja," tegasnya.

Herzaky menyatakan, dalam aturan partai politik terdapat tiga sumber dana yang digunakan untuk operasional.

Yakni, iuran anggota, sumbangan sukarela, serta Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

"Kalau tidak sesuai dengan itu atau ada oknum, ya silakan mengadu ke BPOKK (Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan)," tuturnya.

Sebelumnya, Jhoni Allen Marbun, Sekjen Partai Demokrat kubu Moeldoko, mengungkap hasil pertemuannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas pada 16 Februari 2021.

SBY merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat versi Kongres 2020, dengan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dalam pertemuan itu, menurut Jhoni, SBY membenarkan adanya mahar pilkada yang ditarik dari kader Demokrat di tingkat II, tingkat I, dan DPC.

Seingat Jhoni, hal tersebut disampaikan langsung oleh SBY dalam pertemuan tersebut.

Ia menyebut, SBY mengatakan mahar tersebut digunakan untuk membeli kantor Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

"Beliau mengatakan, (mahar Pilkada) membeli kantor di Proklamasi," ungkapnya.

Jhoni Allen pun kaget dan lantas bertanya kepada SBY mengapa selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden dari dukungan Demokrat, tidak berkontribusi untuk menyediakan kantor?

"Loh, Bapak dulu Presiden 10 tahun kok enggak mikirin kantor?"

"Kenapa harus keringat dari DPC dan iuran dari fraksi tingkat II, tingkat I?" Tanyanya.

Kubu Moeldoko Berkantor di Rawamangun

Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara menggelar konferensi pers di kediaman Moeldoko, yang sempat diklaim sebagai kantor sementara DPP Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.

Akan tetapi, isu itu ditepis oleh Darmizal sebagai penggagas KLB.

"Tempat ini adalah kediaman pribadi Bapak Ketua Umum Partai Demokrat, yaitu Jenderal TNI Purnawirawan Doktor Haji Moeldoko," kata Darmizal di Jalan Terusan Lembang D54, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/3/2021).

Darmizal mengatakan, pihaknya diberi kesempatan memakai kediaman Moeldoko sebagai lokasi sementara, bukan DPP permanen.

Baca juga: Ada Peserta KLB yang Ternyata Sudah Menjadi Kader Partai Lain, Apa Karena Iming-iming Rp 100 Juta?

Baca juga: LIVE STREAMING Detik-detik Lamaran Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Tonton di Sini!

Baca juga: 5 Persen Lulusan Politeknik KP Termasuk di Parimo Ditargetkan Menjadi Wirausahawan

"Jadi ini bukan sebagai kantor DPP Partai Demokrat."

"Kantor DPP Partai Demokrat berada di Jalan Pemuda Nomor 712 Rawamangun, Jakarta Timur," jelasnya.

Darmizal mengatakan, tempat tersebut merupakan lokasi bersejarah bagi Partai Demokrat.

"Di mana dari tempat itulah SBY diantarkan selama dua periode menjadi Presiden Republik Indonesia selama dua periode."

"Tempat itu dipinjamkan oleh Bapak Jhoni Allen Marbun, yang hari ini menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat," jelasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jhoni Allen Bilang SBY Beli Kantor DPP dari Mahar Pilkada, Partai Demokrat: Nyanyian Sumbang

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved