Sulteng Hari Ini
Anak 10 Tahun Menderita Lumpuh Layu Ditemukan di Gubuk Desa Porame, Diduga Ditelantarkan Orangtuanya
Anak laki-laki berusia 10 tahun menderita lumpuh layu ditelantarkan sendirian. ditemukan warga di salah satu gubuk di Desa Porame, Kecamatan Kinavaro.
Remaja itu langsung membawa anak lumpuh layu itu ke tempat tinggal bapaknya di Jl Miangas, Kota Palu.
Namun saat tiba di Jl Miangas, bapak si anak lumpuh layu tidak berada di tempat tinggalnya.
Sehiingga remaja tersebut memutuskan meninggal anak lumpuh layu di sebuah gudang di samping indekos tempat tinggal bapaknya.
Selang beberapa waktu, tetangga ayahnya yang bernama Maya menemukan anak lumpuh layu tersebut.
"Anaknya Maya melapor dan bilang ibu di situ ada kaya manusia dililit sarung, coba diliat jangan-jangan mayat. Lalu ibu Maya ini pergi melihat ternyata itu anak-anak tapi sudah pucat," jelas Dewi.
Maya membuka lilitan sarung anak lumpuh layu namun tidak bergerak.
Tangannya itu terlipat dan ternyata anak menderita lumpuh layu.
"Dan langsung Ibu Maya tanya orang sekitar bahwa ini anaknya Pak Almius yang kos di Miangas yang tetangganya mereka," tambah Dewi.
Baca juga: Putus dengan Felicia, Beredar Video Bridal Shower Nadya, Kaesang Pangarep Jalin Hubungan Serius?
Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini Rabu 17 Maret 2021: Andin, Al, dan Nino Mengetahui Elsa Dalang dari Semuanya
Baca juga: Ramalan Zodiak, Kamis 18 Maret 2021: Aquarius Jadi Pemenang di Tempat Kerja, Scorpio Mudah Marah
Diduga Orangtuanya Lepas Tanggungjawab
Setelah Sekretaris Organisasi Solidaritas Difabel Berkarya Sulteng menelusuri, ternyata anak tersebut sudah pernah diposting di media sosial facebook tahun 2020.
Saat itu orang taunya mendapat bantuan.
"Orangtua dari anak ini sudah mendapatkan donasi cukup banyak, bahkan sampai bisa membangun rumah untuk perlindungan anak itu," tutur Dewi.
Lanjut Dewi, setelah dia mem-post kembali anak itu di media sosial ada beberapa orang menyampaikan bahwa anak itu sempat viral karena orangtuanya tidak mampu beli makanan sewaktu masih tinggal di Jl Sungai Manonda.
"Berarti Ibunya ini memanfaatkan anaknya, dan karena sekarang tidak ada bantuan Ibunya kasih itu anak ke Bapaknya, dan bapaknya itu melepas tanggungjawab," ungkap Dewi.
"Saya masi bingung, karena saya sudah lapor ke SKP HAM, karena waktu saya tanya ke orangtua anak ini sudah melapor ke dinsos kota tapi ditolak apa KTPnya masi KTP Sigi, dia bilang melapor di Sigi pun tidak direspon," tutup Dewi (*)