OPINI
OPINI: Berani Sehat Tidak Cukup dengan Jargon Berobat Gratis
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, program semacam ini sering kali terjebak dalam politik slogan.
Muharram Nurdin
Pemerhati Kebijakan Publik dan Petani Durian dari Sulawesi Tengah
TRIBUNPALU.COM, PALU - Program BERANI Sehat yang digulirkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah patut diapresiasi sebagai terobosan untuk menjamin akses kesehatan masyarakat.
Kebijakan ini hadir dengan semangat menghapus hambatan biaya dalam layanan kesehatan.
Dengan sistem ini, masyarakat miskin dan tidak mampu diharapkan dapat memperoleh pelayanan medis di rumah sakit secara gratis.
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, program semacam ini sering kali terjebak dalam politik slogan.
Masyarakat hanya mendengar kata "gratis", tetapi tidak mendengar perbincangan serius soal ketersediaan obat, fasilitas rumah sakit, dan jumlah tenaga kesehatan yang memadai.
Baca juga: Matindas J Rumambi Desak Polda Sulteng Ambil Alih Kasus Eksploitasi Anak di Bangkep
Padahal, ketiga hal itu adalah fondasi utama dalam penyelenggaraan layanan kesehatan yang bermutu.
Tanpa itu semua, jaminan biaya hanyalah tempelan kebijakan tanpa roh pelayanan.
Layanan Kesehatan Tidak Berhenti pada "Gratis"
Dalam banyak kasus, masyarakat memang sangat sensitif terhadap biaya berobat.
Di sejumlah daerah di Sulawesi Tengah, pasien kerap menunda berobat karena takut biaya mahal.
Namun di balik persoalan biaya, ada problem yang jauh lebih besar dan sering tidak disorot: pasien datang, lalu diberi resep yang obatnya tidak tersedia di rumah sakit.
Biarpun pasien tidak membayar biaya rawat inap, mereka tetap harus membeli obat sendiri di luar, dengan harga yang tidak selalu murah.
Situasi ini jelas menggerus makna "gratis" yang dijanjikan dalam program kesehatan pemerintah.
OPINI: Gubernur Bersuara: Sentralisasi Anggaran 2026 Ancam Kesejahteraan Daerah |
![]() |
---|
OPINI: Paradoks BUMN: Aset Strategis yang Terkikis Politisasi |
![]() |
---|
Validasi Data, Garis Kemiskinan dan Integrasi Program Jadi Kunci Utama Strategi Penangan Kemiskinan |
![]() |
---|
Pertanian di Tanah Kaili, Daya Saing atau Sekadar Slogan? |
![]() |
---|
Regenerasi Pertanian Nasional dari Timur Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.