Kepala BPOM Palu Sebut Mutasi Covid-19 Harus Diatasi dengan Vaksin Versi Baru

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu Fauzi Ferdiansyah sebut perlu adanya vaksin baru untuk jenis mutasi Covid-19.

TRIBUNPALU.COM/ALAN SAHRIR
Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Palu Fauzi Ferdiansyah 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Alan Sahril

TRIBUNPALU.COM, PALU - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa mutasi varian baru Covid-19 tidak berdampak negatif pada keampuhan vaksin yang dikirim melalui COVAX Facility.

Hal ini diungkapkan WHO pada Pertemuan ketiga COVAX AMC Engagement Group (AMC EG) yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (17/3/2021).

Menanggapi hal itu Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu Fauzi Ferdiansyah sebut perlu adanya vaksin baru untuk jenis mutasi Covid-19.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Hari Ini, Sabtu 20 Maret 2021: Waspada Hujan Lebat Petir di Jatim

Baca juga: Begini Rencana Pemkot Palu Kembangkan Pariwisata Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Baca juga: Tata Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 15, Buka di www.prakerja.go.id, Simak Syaratnya Berikut

"Secara spesifik vaksin itu termasuk obat, obat itu termasuk vaksin, obat itu bekerja spesifik pada reseptor tertentu, jadi kalau misalnya kita sakit batuk ya minum obat batuk. Nggak bisa minum obat lain," terang Fauzi Ferdiansyah.

Ia menjelaskan bahwa setiap obat memiliki fungsi dan tujuan berbeda pada tubuh, sehingga setiap obat harus cocok dengan tujuan dan penyakit yang akan disembuhkannya.

"Kan di dalam tubuh ini seperti ada kunci dan anak kunci, kalau kuncinya berbeda nanti engga cocok, karena griginya itu kan harus sama persis dan prinsipnya obat seperti itu."

Baca juga: 14.179 Penduduk Palu Terpapar Penyalahgunaan Narkoba, Pemkot: Ini Jadi Tanggung Jawab Bersama

Baca juga: Anthony Ginting Heran dengan Aturan Prokes di All England 2021: Giliran Liga Inggris Kok Bisa Main?

Baca juga: HRS Merasa Dihinakan, Amien Rais: Kita Masuk di Zaman Ketika Moral dan Sopan Santun Sudah Lenyap

"Begitu juga dengan vaksin mengobati virus varian A misalnya, kalau muncul virus varian B maka harus ada vaksin baru lagi yang cocok untuk bisa mengobati virus varian B," jelasnya.

Fauzi Ferdiansyah menambahkan dalam mencegah agar virus varian baru tersebut tidak meluas, maka diperlukan pula vaksin versi baru.

"Setiap ada varian virus jenis baru, vaksin ini harus mengikuti sesuai dengan virus yang dihadapi. Kalau engga, dia tidak akan cocok,"terangnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved