Sosok Pengebom Katedral Makassar Diungkap Ketua RT, Istri Tak Dikenal Warga: Habis Kawin Tertutup

Tersangka bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Lukman alias L, disebut jarang bergaul dengan warga sekitar rumahnya.

Capture YouTube Kompas TV
Ketua RT wilayah rumah pelaku bom bunuh diri yang terletak Kecamatan Bontoala, Makassar, Ismail, mengungkapkan tersangka bom bunuh diri di Gereja Katedral, Lukman, jarang bergaul dengan warga, Senin (29/3/2021). 

"Bisa dari sumber-sumber pihak yang tak bertanggung jawab yang mendukung tindakan-tindakan mereka," jelas dia.

Dua terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), tertangkap kamera CCTV. Pihak kepolisian kini tengah mendalami motor yang dipakai oleh pelaku guna melacak keterlibatan pihak-pihak lain dalam insiden bom bunuh diri tersebut.
Dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), tertangkap kamera CCTV. Kedua pelaku tersebut ternyata merupakan pasangan suami istri. (Istimewa via Tribunnews.com)

Komjen Boy mengiyakan bahwa pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan suami istri.

Ia menambahkan, pihak kepolisian juga telah berhasil mengamankan sejumlah pelaku baru yang diduga memberikan dukungan kepada pelaku lapangan aksi bom bunuh diri.

"Kemudian nanti juga ada penjelasan, penangkapan-penangkapan pihak-pihak yang memberikan dukungan kepada dua orang ini," jelas dia.

Para pelaku baru tersebut berhasil dicokok di Makassar.

"Sudah ada tersangka baru yang diduga kuat memberikan dukungan kepada yang bersangkutan," terang Komjen Boy.

Komjen Boy menyampaikan, pelaku-pelaku baru yang ditangkap masih terlibat satu jaringan sama seperti pelaku lapangan yakni jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sebelumnya, Komjen Boy mengatakan, pelaku pria yang berinisial L ternyata masih cukup muda, yakni kelahiran tahun 1995 atau berusia 25 tahun.

Komjen Boy mengkategorikan pelaku sebagai kalangan milenial.

Ia mengatakan, para generasi muda memang menjadi target propaganda terorisme dan virus radikalisme.

Pelaku L sendiri diketahui pernah melaksanakan operasi di Jolo, Filipina tahun 2018.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengonfirmasi bahwa pelaku L merupakan bagian dari jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"(Pelaku) adalah bagian dari kelompok yang beberapa waktu lalu (ditangkap), kurang lebih 20 orang, dari kelompok JAD," jelas Listyo, Minggu (28/3/2021).

Saat ditemukan, jasad kedua pelaku sudah tidak berbentuk akibat rusak terkena ledakan bom.

"Kita sudah mengidentifikasi adanya pelaku kedua yang bentuk tubuhnya lebih hancur daripada pelaku pertama," ungkap Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E Zulpan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (28/3/2021).

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved