Gejolak di Partai Demokrat

Babak Baru Kisruh Partai Demokrat, Jokowi Dinilai Paling Diuntungkan, Citra SBY Memudar

Kisruh di Partai Demokrat memasuki babak baru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai jadi pihak paling diuntungkan.

handover
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat menyambangi Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta. 

TRIBUNPALU.COM - Kisruh di Partai Demokrat memasuki babak baru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai jadi pihak paling diuntungkan.

Sementara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono citranya kian memudar.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.

Dirinya menilai pemenang sesungguhnya di drama Partai Demokrat adalah Presiden Jokowi, bukan SBY atau Agus Harimurti Yudhoyono.

“Karena dengan penolakan Kemenkumham tersebut, Jokowi telah lepas dari cap atau tudingan sebagai pemecah Partai Demokrat,” ujar Qodari dalam keterangannya, Selasa (6/4/2021).

Sementara citra SBY, kata Qodari, telah luntur pasca-drama Partai Demokrat. Sebab aneka masalah di PD telah terungkap khususnya tentang minimnya demokrasi di internal parpol berlogo segi tiga merah putih itu.

Baca juga: Ungkap Alasan Bangun Tembok Pembatas Rumah dengan Desiree, Hotma Sitompul: Barang Saya Dibawa

Baca juga: HEBOH Pengakuan Santriwati Bikin Warga Naik Pitam, Tempat Ngaji Dibakar, Sang Guru Diburu Polisi

Baca juga: Pria Rudupaksa Gadis 12 Tahun, Pelaku Mengaku Dukun dan Bisa Obati Penyakit

“Dulu pernah terbit biografi berjudul “SBY Sang Demokrat”. Buku ini luntur karena kan sekarang terungkap bahwa AD/ART-nya Partai Demokrat banyak masalah dan kurang demokratis,” ujar Qodari.

Qodari juga setuju dengan pendapat Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) seharusnya meminta maaf secara terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebab, menurutnya, kubu AHY sebelumnya telah membangun kesan bahwa istana berada di balik kudeta di Partai Demokrat.

Penolakan terhadap pendaftaran KLB di Kementerian Hukum dan HAM merupakan bukti dari analisis Qodari yang telah disampaikan sejak awal bahwa masalah yang ada di Demokrat berpusat pada masalah yang ada di dalam di internal partai Demokrat dan bukan intervensi dari luar apalagi istana.

“Masalah utama atau apinya ada di dalam. Pengurus KLB yang menjemput Moeldoko, bukan Moeldoko yang datang ke pengurus KLB,” ungkap Qodari.

Qodari menilai, pernyataan Immanuel itu karena AHY adalah orang yang telah membangun kesan bahwa istana berada di balik gerakan upaya kudeta Partai Demokrat.

“Konstruksi kesan itu dimulai dengan pengiriman surat ke istana oleh AHY,” kata Qodari dalam keterangan pers pada Senin (5/4/2021).

Menurut Qodari keputusan Kemenkumham yang menolak pengesahan pengurus PD versi KLB menunjukkan permasalahan PD bukan karena intervensi dari luar apalagi istana tetapi berpusat pada masalah internal.

“Masalah utama atau apinya ada di dalam. Pengurus KLB yang menjemput Moeldoko, bukan Moeldoko yang datang ke pengurus KLB,” ujar Qodari.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved