Hanya karena Uang Rp 12.500, Guru dan Kepsek Nekat Sulut Tangan Siswa dengan Korek hingga Melepuh

Oknum kepala sekolah menyulut tangan 10 siswanya hingga melepuh dengan korek api hanya karena masalah uang Rp 12.500.

Thinkstockphotos.com
Ilustrasi - Stop kekerasan pada anak 

TRIBUNPALU.COM - Kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi.

Kali ini oknum kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur diduga menyulut tangan 10 siswanya hingga melepuh dengan korek api hanya karena masalah uang Rp 12.500.

Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan polisi.

Dari penyelidikan polisi, aksi tak terpuji itu diduga awalnya untuk menakut-nakuti siswa.

"Tidak ada yang mengaku. Kemudian ditakut-takuti lah dengan metode yang kurang lazim, disulut dengan korek gas oleh wali kelas," kata Kapolsek Gucialit Iptu Joko Try, melalui sambungan telepon, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: 2 Polisi Tersangka Penembakan Laskar FPI Tidak Ditahan, Ini Penyebabnya

Uang tabungan hilang

Joko menjelaskan, peristiwa itu berawal saat uang tabungan siswa kelas 4 hilang pada Jumat (26/3/2021).

Uang tabungan itu ditaruh di atas meja dan saat jam istirahat uang itu tiba-tiba hilang.

Lalu, guru kelas yang berinisial SMu (24) menayakan ke sejumlah siswa. Namun, tak ada yang mengaku.

Saat itu, SMu diduga menyulut tangan 10 siswa. Namun tetap saja tidak ada yang mengaku.

SMu pun akhirnya melapor ke kepala sekolah berinisial SMa (45). Setelah itu SMa memanggil tiga dari 10 siswa tersebut dan kembali menyulut tangan mereka hingga melepuh.

Baca juga: Singgung Pernikahan Atta yang Dihadiri Pejabat Negara, Haris Azhar Beri Tantangan Ini ke Pemerintah

Baca juga: Kehadiran Sosok Ini di Hari Ulang Tahunnya, Mama Rieta Menangis Bahagia: Ya Alla Terima Kasih

Minta maaf dan diberhentikan

Joko menjelaskan, usai kejadian itu para orangtua siswa sempat memprotes ke sekolah.

"Pada saat kejadian guru sudah meminta maaf kepada wali siswa lewat kepala desa. Sudah buat pernyataan, di situ sudah selesai sebetulnya," kata Joko.

Namun, sejumlah orangtua siswa masih tak terima dan mendesak keduanya diberhentikan.

"Akhirnya melapor ke polisi hari Rabu tanggal 31. Setelah dilapori, kami koordinasi dengan Muspika dan Kemenag. Kemudian hari Kamis (guru dan kepala sekolah) dipanggil oleh KUA. Langsung saat itu diberhentikan," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Uang Tabungan Hilang, Guru dan Kepsek Sulut Tangan Siswa hingga Melepuh, Polisi: Metode Tak Lazim", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved