Ramadhan 2021
Jadi Penentu Awal Ramadhan, Apa Bedanya Rukyatul HIlal dan Metode Hisab? Simak Penjelasannya
Pemerintah Indonesia akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan 2021 menggunakan metode rukyat hilal dan hisab, Senin (12/4/2021).
Jika rukyatul hilal menitikberatkan pada pemantauan bulan sabit muda, lain lagi dengan metode hisab
Metode ini dimaksudkan pada perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan sebagai tanda dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Metode hisab bisa dilakukan berdasarkan perhitungan pasti yang sudah digelar jauh hari sebelum masuk Ramadhan.
Metode ini mengalami perkembangan di Indonesia dan memiliki beberapa rujukan dari kitab dan sudah menggunakan metode kontemporer.
Petugas Lembaga Falakiyah Pondok Pesantren Al-Hidayah membaca daftar perkiraan hilal saat memantau hilal penetapan awal puasa 2020 di Masjid Al Musari'in, Jakarta, Kamis (23/4/2020). Pemantauan hilal tersebut untuk menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1441 H. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Untuk menentukan awal bulan Ramadhan atau bulan yang lain dalam kalender Hijriah seperti Syawal dan Dzulhijah, Kemenag menggunakan penggabungan data ephemeris antara hisab dan rukyat.
Terlepas dari itu, baik metode hisab maupun rukyat, keduanya merupakan sebuah cara untuk menentukan awal bulan yang saling membantu karena sifatnya sains dan bisa dikaji oleh para ahli.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sering Dipakai untuk Menentukan Awal Ramadan, Apa Bedanya Metode Rukyatul dan Hisab?