Sulteng Hari Ini

Memilih Relokasi Mandiri, Arkom Palu Bantu Penyintas Desa Tompe Bangun Huntap secara Gotong Royong

15 kepala keluarga korban gempa dan tsunami di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala mulai membangun dengan menggunakan dana sendiri.

TribunPalu.com/Lia_Abast
Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. 

Koordinator Arkom Indonesia, Yuli Kusworo menambahkabn, belasan penyintas bencana di Desa Tompe mendapat bantuan dari Arkom sebesar Rp50 juta untuk pembangunan rumah.

Dari Rp50 juta itu warga bisa menggunakannya untuk biaya material sebesar Rp40 juta dan Rp10 juta untuk upah tukang. 

Dari biaya upah tukang ini, warga berkomitmen membaginya untuk membeli tanah dan pembangunan yang dilakukan secara swadaya tanpa dibayar.

Baca juga: Aturan Lengkap Pembayaran THR 2021, Ini Besaran yang Didapatkan Jika Bekerja 1 Bulan

Baca juga: Bahaya Konsumsi Kopi saat Berpuasa Ramadhan, Simak Penjelasan Para Ahli

"Dari Rp10 juta itu diambil warga masing-masing Rp5 juta dan mereka kumpulkan dari 15 kepala keluarga ini menjadi Rp75 juta dan mereka pakai untuk membeli tahan serta pengurusan sertifikat. Kalau harga tanah itu mereka dapat Rp60 juta," jelasnya. 

Model rumah yang dibangun adalah model tapak sama seperti yang dibangun oleh pemerintah tipe 36 dengan sistem RTG, struktur RISHA.

"Panel sudah disiapkan kelompok sejak 2019 setelah pelatihan dan warga berkeinginan penyelesaian bangunan rumah selesai dalam waktu dua bulan," terangnya.

"Kalau sesuai schedule satu rumah bisa selesai satu bulan setengah tetapi karena gorong royong dan memasuki Ramadan maka mereka bisa kerja full setelah Ramadan," tambahnya.

12 Kali Gagal Pilih Lokasi Pembangunan Huntap

Arkom bersama penyintas, bekerja bersama membentuk kelompok masyarakat sebagai Tim Pembangunan Kampung (TPK).
Arkom bersama penyintas, bekerja bersama membentuk kelompok masyarakat sebagai Tim Pembangunan Kampung (TPK). (TribunPalu.com/Handover)

Ferdy, salah satu penyitas yang memilih relokasi mandiri binaan dari Arkom.

Ia mengatakan pada proses pencarian lahan, kelompok banyak mengalami kegagalan, mengingat lokasi pembangunan harus memperhatikan zona aman, aman dari banjir Rob, dekat dengan kegiatan ekonomi, dan terjangkau.

"Sudah 12 kali kelompok relokasi mandiri mengalami kegagalan dalam upaya mendapatkan lokasi yang cocok. Syukur kami dapat di Desa Balentuma bersebelahan dengan Desa Tompe," tutur Ferdy.

Baca juga: Resep Menu Restoran ala Rumahan untuk Berbuka Puasa Ramadhan, dari Appetizer hingga Dessert

Baca juga: Perang 20 Tahun Berakhir! Joe Biden Putuskan Tarik Tentara Amerika Serikat dari Afghanistan

Untuk pembangunannya, rencananya akan dilakukan secara gotong royong dan diharapkan bisa selesai dalam waktu yang cepat.

"Kalau untuk perubahan domisili nanti akan dibicarakan lagi dengan pemerintah desa dan di kecamatan," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved