Kemenkeu: Tujuan Pengambilalihan TMII Bukan Semata-mata untuk Negara

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara terkait pengambilalihan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di tangan pemerintah.

tamanmini.com
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, gagasan bangunan Tien Soeharto yang sudah diambil alih Pemerintah 

Kemenkeu: Tujuan Pengambilalihan TMII Bukan Semata-mata untuk Negara

TRIBUNPALU.COM - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara terkait pengambilalihan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di tangan pemerintah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII.

Dengan adanya Perpres tersebut, maka pengelolaan TMII dikembalikan kepada Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).

Direktur Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu, Encep Sudarwan mengatakan jika pengembalian TMII bukan semata-mata untuk kepentingan negara, melainkan guna pemberdayaan masyarakat yang lebih baik.

“Tujuan pengembalian ini saya tegaskan bukan semata-mata penerimaan negara. Kita ingin pelayanan kepada masyarakat lebih baik lagi," ujarnya saat menjadi pembicara di "Bincang Bareng DJKN", Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Pemerintah Ambil Alih TMII, Fadli Zon: Jangan Sampai Dijual untuk Bayar Utang

Baca juga: TMII Kini Dikelola Pemerintah, Kemensesneg Sebut Selama 44 Tahun TMII Tak Pernah Setor ke Kas Negara

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, gagasan bangunan Tien Soeharto yang sudah diambil alih Pemerintah
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, gagasan bangunan Tien Soeharto yang sudah diambil alih Pemerintah (tamanmini.com)

Lebih lanjut Encep mengatakan, pengambilalihan TMII dari Yayasan Harapan Kita (YHK) ini guna mengoptimalisasi pelayanan umum, penertiban administrasi dan hukum yang tertib.

"Optimum pelayanan kepada masyarakat, administrasi tertib, hukumnya tertib, fisiknya tertib, penerimaan negaranya ada,” sambungnya.

Ia menjelaskan jika masa transisi perpindahan pengelolaan ini berlangsung selama tiga bulan kedepan.

DJKN sebagai anggota tim transisi melakukan pengecekan ulang BMN yang berada di TMII serta sisa-sisa dari pemanfaatannya.

"Saat ini, DJKN mencatat nilai aset TMII mencapai Rp 20,5 triliun berupa tanah. Adapun bangunan yang masih perlu diinventarisasi yaitu aset milik kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta pihak lain yang bekerja sama dengan Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pengusahaan TMII," pungkas Encep.

Baca juga: TMII Diambil Alih Negara, Fadli Zon Beri Peringatan: Jangan Sampai Dijual untuk Bayar Utang

Menteri Sekretariat Negara (Mensetneg), Pratikno resmi mengambil alih pengelolaan TMII Jakarta Timur, Rabu (7/4/2021).
Menteri Sekretariat Negara (Mensetneg), Pratikno resmi mengambil alih pengelolaan TMII Jakarta Timur, Rabu (7/4/2021). ((KOMPAS.com/Rakhmat Nur Hakim)

Melalui konferensi pers yang digelar secara virtual pada Rabu (7/4/2021), pemerintah sudah mengambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.

Dari proses audit yang dilakukan oleh beberapa pihak, diputuskan jika TMII Jakarta Timur memerlukan pengelolaan yang lebih baik lagi.

Apa Itu TMII Jakarta?

Melansir dari laman tamanmini.com, TMII merupakan sebuah kawasan taman wisata yang berisi kebudayaan Indonesia.

Tempat wisata ini terletak di Jakarta Timur, terbentang dengan luas sekitar 150 hektar.

Terdapat Anjungan Daerah di TMII yang menunjukkan keberagaman suku-suku di 33 provinsi (saat itu) di Indonesia.

Anjungan tersebut dibangun di sekitar danau yang dilengkapi miniatur kepulauan Indonesia.

Secara tematik terdapat enam zona berdasarkan pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan zona Papua, Nusa Tenggara serta Maluku.

TMII menjadi rangkuman kebudayaan yang tersebar di 33 provinsi (saat itu) di seluruh Indonesia yang diperlihatkan dengan anjungan daerah serta busana, tarian dan tradisi yang beranekaragam dari masing-masing daerah.

Baca juga: Mengenal Tempat Wisata TMII Jakarta, Gagasan Tien Soeharto yang Kini Dikelola Negara

Tak hanya itu, juga terdapat danau di TMII yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di bagian tengahnya, terdapat kereta gantung, berbagai museum dan Teater IMAX Keong Mas serta Teater Tanah Airku.

Maka tak heran, dengan adanya berbagai macam rekreasi itu membuat TMII menjadi salah satu kawasan wisata terkemuka di Jakarta.

Sejarah Singkat Dibangunnya TMII

Pembangunan TMII dilandasi atas gagasan Ibu Negara, Tien Soeharto (saat itu).

Gagasan tersebut muncul saat adanya pertemuan di Jalan Cendana nomor 8 Jakarta, pada 13 Maret 1970.

Yang mendasari gagasan Tien Soeharto ialah pidato Soeharto saat berbicara tentang keseimbangan pembangunan Umum DPR GR Tahun 1971.

Dibawah naungan Yayasan Harapan Kita (YHK), TMII mulai dibangun pada 30 Juni 1972.

Melalui sebuah surat YHK, Tien Soeharto memerintahkan Nusa Consultans untuk membuat rancangan bangunan serta uji kelayakan bangunan.

Baca juga: 44 Tahun Dikelola Yayasan Harapan Kita Milik Keluarga Soeharto, TMII Kini Diambil Alih Pemerintah

Tugas tersebut selesai dalam waktu 3,5 bulan.

Kemudian membentuk rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia, beserta penyediaan airnya, tugu api Pancasila, bangunan Joglo dan Gedung pengelolaan serta pembuatan jalan.

TMII dibangun oleh beberapa biro arsitektur, sementara untuk Nusa Consultans hanya membantu menyeimbangkan keselarasan bangunan saja.

Berkat kerjasama antara pemerintah, biro arsitek serta masyarakat setempat, pembangunan tahap pertama TMII dinyatakan selesai dalam waktu 3 tahun.

Akhirnya, TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 25 April 1975.

Dengan adanya miniatur Indonesia di TMII, Tien berharap agar bisa membangkitkan rasa bangg dan cinta tanah air untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Berbagai aspek budaya serta kekayaan alam Indonesia diperagakan di taman tersebut.

Sebetulnya, lokasi TMII sedikit berbukit.

Namun dengan keinginan sang perancang, area berbukit itu dijadikan sebagai lahan untuk menciptakan bentang alam dan lanskap kekayayaan serta lingkungan di Indonesia yag terdiri dari dataran rendah dan perbukitan.

(TribunPalu.com/Hakim)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved