Media Korsel Ungkap Fakta KRI Nanggala, Jalani Latihan Paksa hingga Air Masuk Lewat Pipa Torpedo

Surat Kabar utama di Korea Selatan, Hankook Ilbo yang mengulas peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402.

cnn.com
Kapal KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di selat Bali pada Rabu, 21 April 2021. Hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh pihak terkait, diduga kapal berada di dalam palung. 

TRIBUNPALU.COM - Tenggelamnya KRI Nanggala-402 turut menyita perhatian media-media asing.

Salah satunya Surat Kabar utama di Korea Selatan, Hankook Ilbo yang ikut mengulas peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Bahkan Hankook Ilbo baru-baru ini merilis fakta-fakta mengejutkan terkait KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam di kedalaman 838 meter.

Berikut deretan pernyataan :

1. Jalani Latihan Paksa 

“Kapal selam Angkatan Laut Indonesia buatan Jerman yang hilang setelah membawa 53 orang itu ternyata menjalani latihan paksa,” tulisnya, dikutip pada Senin (26/4/2021).

Baca juga: Prabowo Dinilai Layak Dievaluasi Jokowi Usai KRI Nanggala Tenggelam, Anggaran Kemenhan Disinggung

Koresponden Chanyu Go yang melaporkan dari Jakarta itu menuliskan, sulit untuk meyakinkan bahwa kapal selam tua, yang memiliki umur panjang dan belum dirawat dengan baik, telah dimobilisasi untuk latihan peluncuran torpedo.

“Bahkan kapal selam tersebut diketahui tidak pernah menjalani pelatihan kapal selam selama tiga tahun terakhir,” tulisnya.

2.  Tengelam saat jalani latihan simulasi untuk memeriksa fungsi peluncuran torpedo.

Media Hankook Ilbo melaporkan bahwa, KRI Nanggala-402 menjalani latihan simulasi untuk memeriksa fungsi peluncuran torpedo.

Media itu juga mengutip pernyataan seorang ahli kapal selam, yang mengatakan kemungkinan air laut masuk melalui pipa torpedo.

"Atau karena itu adalah kapal selam yang sangat tua, sistem perpipaan air laut bisa tidak tahan tekanan air,” kata ahli tersebut.

Baca juga: Saudara Prabowo jadi Korban Tenggelamnya KRI Nanggala, Anak Prajurit yang Gugur di Timtim

KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam bermesin diesel dengan bobot 1.400 ton yang dibuat di Jerman pada tahun 1979 atau 42 tahun yang lalu.

Kapal itu dikirim dan diterima oleh Angkatan Laut Indonesia dua tahun berikutnya, pada 1981. 

“Mengingat kapal selam biasanya bertahan 25 tahun, itu sudah cukup tua untuk mereka,” tulis media itu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved