Sulteng Hari Ihi
Jalan Trans Sulawesi di Sirenja Donggala Tak Kunjung Diperbaiki Pemerintah
Pengendara sepeda motor yang ingin melanjutkan perjalanan harus menunggu air surut hingga berjam-jam.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Alan Sahril
TRIBUNPALU.COM, PALU - Jalan Trans Sulawesi di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, belum tersentuh perbaikan sama sekali pascagempa dan tsunami 2018 silam.
Pantauan TribunPalu.com, Rabu (12/5/2021), jalan di desa tersebut rusak parah sepanjang 500 meter.
Sebagian aspal jalan juga retak, bahkan berkubang.
Bahkan sebagian jalan tertutup pasir laut.
Hal itu di perparah ketika air laut pasang.
Air merendam jalan hingga setinggi lutut pria dewasa.

Pengendara sepeda motor yang ingin melanjutkan perjalanan harus menunggu air surut hingga berjam-jam.
Bisa juga menggunakan jasa angkut warga setempat.
Warga setempat menggunakan gerobak dengan tarif Rp40 ribu hingga Rp50 ribu sekali angkut.
Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Tolitoli dengan Kota Palu itu hanya berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai.
Selain itu tidak terdapat penghalang antara laut dan jalan Trans Sulawesi tersebut.
Yotniel warga setempat mengatakan, air laut merendam jalan itu dua kali dalam sehari.
Hingga membuat antrean kendaraan sampai puluhan meter.
"Saat tidak ada bulan purnama, air bisa pasang di pagi dan sore hari," ucap Yotniel kepada TribunPalu.com
Ia menyebutkan, hingga hari ini belum perbaikan jalan dari pemerintah.
"Sudah sering ditinjau dan diukur, tapi sampai sekarang belum ada di perbaiki," ujar Yotniel.
Meski begitu, kondisi tersebut menjadi ladang rezeki bagi beberapa warga yang menjajakan jasa angkut kendaraan menggunakan gerobak.
Warung yang menyajikan menu makanan juga mendapat keuntungan saat pengendara menunggu air surut.(*)