Haul Guru Tua 2021

Jelang Haul Ke-53, Berikut Sejarah Guru Tua Sang Pendiri Komunitas Islam Terbesar di Indonesia Timur

Menyongsong Haul Ke-53, Berikut Sejarah Guru Tua Sang Pendiri Komunitas Islam Terbesar di Indonesia Timur.

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Habib Idrus bin Salim Aljufri / Guru Tua 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat

TRIBUNPALU.COM, PALU - Haul merupakan peringatan kematian seorang tokoh seperti ulama.

Haul juga sekaligus menjadi momentum untuk mengenang keteladanan semasa hidup dari tokoh yang diperingati tersebut.

Senin (24/5/2021) atau 12 Syawwal 1442 Hijriah, merupakan haul ke-53 Pendiri Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aljufri atau lebih dikenal dengan Guru Tua.

Alkhairaat merupakan organisasi komunitas Islam terbesar di Indonesia Timur yang berpusat di Jl Sis Aljufri, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Setiap tahunnya, ribuan umat Muslim dari berbagai daerah di Indonesia menghadiri peringatan haul Guru Tua.

Baca juga: Update Corona Sulteng, 15 Mei 2021: Tambahan 4 Kasus Baru di Banggai

Baca juga: 42 Cafe di Kawasan Hutan Kota Kaombona Palu Sudah Buka Setelah Libur Lebaran

Baca juga: Puluhan Warga Berwisata ke Hutan Kaombona Palu di Hari Ketiga Lebaran, Spot Foto jadi Favorit

Bahkan sejumlah tokoh nasional pernah menghadiri peringatan hari wafat Pendiri Alkhairaat itu, seperti Wakil Presiden Maruf Amin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Namun sejak wabah Covid-19, Pengurus Besar (PB) Alkhairaat belum bisa melaksanakan haul Habib Idrus bin Salim Aljufri seperti biasanya.

Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua merupakan keturunan Rasulullah SAW dari jalur Sayyidina Husein bin Fatimah Az Zahra putri Nabi Muhammad.

Di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Sulawesi Tengah, Guru Tua dikenal sebagai sosok ulama yang sangat cinta ilmu.

Guru Tua lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman pada 15 Maret 1892.

Awal dakwah Habib Idrus di Sulawesi Tengah bermula saat kedatangannya di Desa Wani, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala pada 1929.

Kehadiran Habib Idrus di Desa Wani dalam rangka memenuhi panggilan dari kakaknya Sayyid Alwi bin Salim Aljufri untuk mengajar.

Di samping itu, masyarakat juga ingin mengenal Islam sehingga mereka bersama-sama mendirikan Madrasah Al Hidayah sebagai tempat untuk proses belajar mengajar.

Baca juga: Update Sebaran Covid-19 di Indonesia 15 Mei 2021: Enam Provinsi Tidak Ada Tambahan Kasus Baru

Baca juga: Resep Sayur Bayam Sehat dan Segar, Dilengkapi Tips Memasak agar Tidak Mudah Lembek

Belanda mulanya memberikan izin pendirian Madrasah Al-Hidayah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved