Haul Guru Tua 2021
Jelang Haul Ke-53, Berikut Sejarah Guru Tua Sang Pendiri Komunitas Islam Terbesar di Indonesia Timur
Menyongsong Haul Ke-53, Berikut Sejarah Guru Tua Sang Pendiri Komunitas Islam Terbesar di Indonesia Timur.
Namun ketika terjadi pemberontakan Salumpaga di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, pihak Belanda menutup madrasah tersebut karena khawatir dapat mempengaruhi pemikiran rakyat.
Kala itu, Belanda menyoroti kitab Idhatun Nasyi’in karya Musthafa Al-Ghalayani, yang membahas tentang makna kemerdekaan.
Bahkan beberapa murid Habib Idrus dituduh terlibat dalam pemberontakan tersebut.
Setahun kemudian, Habib Idrus pindah ke Kota Palu, saat itu masih bernama "Celebes" atas dukungan Raja Djanggola.
Seperti di Desa Wani, masyarakat Kota Palu juga ingin mengenal agama Islam lebih baik.
Habib Idrus menggunakan ruangan Toko Haji Quraisy di Kampung Ujuna sebagai ruangan belajar mengajar dan kemudian pindah ke rumah Almarhum Haji Daeng Maroca, di depan Masjid Jami Jl Wahid Hasyim, Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat.
Kota Palu ternyata memberi motivasi kuat bagi Habib Idrus untuk tinggal dan menetap dalam melakukan dakwahnya.
Baca juga: Hari Ketiga Lebaran, Warga Padati Pantai Tanjung Karang di Donggala
Baca juga: Polres Donggala Perketat Pengawasan Protokol Covid-19 di Pantai Tanjung Karang
Habib Idrus saat itu memandang masyarakat masih sangat terbelakang dalam pemahaman ajaran Islam.
Berkat dukungan dari warga setempat serta konsistensi Guru Tua, pada 14 Muharram 1349 Hijriah atau 30 Juni 1930, bertempat dilantai bawah rumah Haji Daeng Marocca (Depan Masjid Jami) Lembaga Pendidikan Islam Alkhairaat diresmikan.
Sesuai saran dari beberapa tokoh, agar cepat diterima kalangan masyarakat, Habib Idrus menikahi seorang bangsawan Putri Kaili Ince Ami Dg Sute pada 1931.
Dari perkawinan ini beliau dikaruniai dua orang putri, yakni Syarifah Sidah Aljufri dan Syarifah Sadiyah Aljufri.
Kemudian, Habib Idrus menikahkan kedua puterinya dengan dua orang murid kesayangannya.
Habib Ali bin Husein Alhabsyi dinikahkan dengan Syarifah Sidah binti Idrus Aljufri dan Habib Idrus bin Husein Alhabsyi dinikahkan dengan Syarifah Sadiyah bin Idrus Aljufri.
Tak hanya di Wani dan Palu, Habib Idrus juga turut menyebarkan Islam di daerah lain di Sulawesi Tengah, seperti Ampana (Kabupaten Tojo Una-Una) dan Toima (Kabupaten Banggai).
Di Sulawesi Tengah, Guru Tua telah melangsungkan tiga kali pernikahan, pertama di Desa Wani, kedua di Kota Palu dan ketiga di Ampana.