Pilpres 2024
Jelang Pilpres 2024, Pengamat: Ganjar Tak Ada Akses di PDIP, Puan Punya Karpet Merah
Hubungan tak harmonis PDIP dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kini sedang menjadi sorotan.
TRIBUNPALU.COM - Hubungan tak harmonis PDIP dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kini sedang menjadi sorotan.
Ganjar Pranowo tidak diundang dalam acara PDIP yang digelar di Jawa Tengah.
Hal tersebut menjadi pertanyaan publik mengingat Ganjar Pranowo adalah sosok kader PDIP yang memiliki elektabilitas tinggi jelang Pilpres 2024.
Pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno menyebut Ganjar Pranowo sebenarnya memiliki potensi besar untuk maju dalam pemilihan presiden.
Dengan bekal elektabilitas tinggi, Ganjar Pranowo dianggap memiliki potensi kuat sama seperti Puan Maharani.
Baca juga: Disperindag Kota Palu Gandeng Bank Buat Pasar Murah
Baca juga: Vivo Luncurkan Smartphone Terbarunya Vivo V21 5G, Dilengkapi Kemampuan Dual OIS Night Camera
Baca juga: Dikabarkan Mau Maju Pilpres 2024, Ini Rincian Harta Kekayaan Ganjar Pranowo, Total Rp 10,5 Miliar
Namun menurut Adi Prayitno, Ganjar tidak memiliki akses ke PDIP seperti Puan Maharani.
"Ganjar dan Puan memang dua kader PDIP yang dinilai punya potensi untuk maju di 2024," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (24/5/2021).
"Ganjar yang punya elektabilitas tinggi tapi tak punya akses dan keistimewaan terhadap partai politik."
"Justru Puan sebaliknya, punya karpet merah, punya akses mewah, tapi elektabilitasnya tidak semenjulang Ganjar Pranowo," bebernya.
Ia melihat, elektabilitas Ganjar yang tinggi tersebut membuat pihak lain tak nyaman.
Orang yang tak nyaman tersebut dinilai mempunyai akses dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Publik menduga ada sesuatu yang tidak tampak di permukaan, misalnya ada sekelompok orang yang mulai tak nyaman dengan elektabilitas Ganjar yang terus menjulang."
"Karena pada saat yang sama, orang tersebut mempunyai akses dengan ketua umum dan akan mendapat rekomendasi di 2024."
"Tapi elektabilitasnya tidak semoncer Ganjar Pranowo. Ini yang sebenarnya diendus oleh publik," jelas Adi Prayitno.
"Kalau tidak ada kompetisi di internal, seharusnya Ganjar dibiarkan terus melaju dengan elektabilitasnya yang menjulang," sambung dia.
Selain Ganjar dan Puan, dirinya juga melihat kader PDIP lainnya yang berpotensi maju di Pilpres 2024.
"Banyak di internal PDIP yang punya potensi untuk maju, ada Risma, Puan, bahkan Ahok muncul."
"Sehingga, aroma di PDIP ini cukup kentara, jangan sampai orang yang punya elektabilitas tinggi justru mematikan yang lain yang tak punya bekal," imbuh Adi Prayitno.
Diketahui, Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDIP tak diundang di acara yang digelar di Panti Marhaen, Kantor DPD PDIP Jateng, Semarang, Sabtu (22/5/2021).
Dalam acara itu, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani memberi pengarahan kader untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.
Ganjar tak menghadiri acara seperti kepala daerah baik bupati dan wali kota serta wakil, yang merupakan kader PDI Perjuangan se-Jawa Tengah.
Jalan Ganjar Terganjal Putri Mahkota
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, menilai kecil peluang Ganjar Pranowo maju menjadi calon presiden pada pemilu 2024 melalui PDI Perjuangan.
Hal itu dikarenakan renggangnya hubungan Ganjar dan PDIP yang terlihat setelah Ganjar Pranowo tidak diundang ke acara PDIP pada Sabtu lalu.
Menurut Ujang, jalan Ganjar menjadi Capres terganjal putri mahkota PDIP yaitu Puan Maharani, yang notabene merupakan putri dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Kecil peluang Ganjar bisa dicapreskan oleh PDIP. Karena PDIP punya putri mahkota," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (23/5/2021).
Ujang melihat, justru Ganjar bisa saja menggandeng kendaraan politik lain untuk mewujudkan ambisi menuju kursi RI-1 pada Pilpres 2024.
"Mungkin-mungkin saja Ganjar nyapres dari partai lain. Syaratnya elektabilitasnya harus tinggi dan berpotensi menang," terang dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Ganjar Punya Elektabilitas Tinggi tapi Tak Punya Akses di PDIP, Puan Maharani Sebaliknya