Ayah Mayat Bocah dalam Karung Pilih Berdamai, Mogok Makan Jika Jasad Terduga Pelaku Tak Ditemukan

Keluarga pelaku dan korban dikabarkan telah bertemu. Dalam pertemuan itu, keluarga pelaku meminta maaf kepada ayah korban Edi Sulu.

Arthur Rompis/Tribunmanado
Edi Sulu Saat Memegang Foto Anaknya Marcela Sulu 

TRIBUNPALU.COM - Bocah malang Marsela Sulu (12) ditemukan tewas dalam karung di perkebunan Desa Koha, Kecamatan Mandolang, Minahasa, Jumat (21/05/2021).

Ferry Kalesaran (50) menjadi terduga pelaku pembunuha bocah tersebut.

Namun Ferry Kalesaran ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Jumat (28/5/2021).

Diduga dia bunuh diri karena tak kuat menahan malu dan hujatan ribuan netizen.

Kabar terbaru tragedi Koha berdarah ini berakhir damai antara terduga pelaku dan korban Marsela Sulu (12).

Keluarga pelaku dan korban dikabarkan telah bertemu.

Edi Sulu, Ayah Marsela Sulu (Tribun manado / Arthur Rompis)

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Minggu 30 Mei 2021: Taurus Jangan Berlebihan, Kelebihan Libra Bakal Diuji

Baca juga: 4 Zodiak Ini Dikenal Ceria dan Penuh Semangat: dari Gemini yang Optimis hingga Aries Mudah Bahagia

Dalam pertemuan itu, keluarga pelaku meminta maaf kepada ayah korban Edi Sulu.

Kepala Jaga 4 Desa Koha, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulut, membenarkan telah terjadi pertemuan antara keluarga pelaku dan ayah korban.

"Tapi detailnya saya tidak terlalu tahu," kata dia.

Jenazah Ferry Kalesaran Dikubur Dengan Kawalan Ketat, Istri Tak Ikut Serta (Kolase Tribun Manado/ Foto: Istimewa dan Isvara Savitri)

Edi Sulu ayah korban mengaku sudah memaafkan pelaku pembunuhan anaknya.

Sebagai warga kristiani taat, Edi memilih berdoa.

"Saya setiap malam berdoa agar Tuhan memberikan keadilan," ujar dia.

Sebagai manusia biasa ia mengaku sulit mengampuni.

Jenazah Ferry Kalesaran Dikubur Dengan Kawalan Ketat, Istri Tak Ikut Serta (Kolase Tribun Manado/ Foto: Istimewa dan Isvara Savitri)

Baca juga: Calon Pengantin Pria Lompat dari Lantai 7 Hotel di Manado, Diduga Jatuh Bukan Bunuh Diri

Tapi pada malam sebelum jenazah anaknya ditemukan, Edi berdoa dan hatinya terasa lapang.

"Saya memutuskan mengampuninya. Sebagai insan manusia saya juga 
punya dosa dan salah," beber dia.

Saat evakuasi jenazah FK, ia memantau dari jauh.

Sempat dilihatnya jenazah itu sekilas. "Tapi saya mengambil jarak.

Agar bisa terus menenangkan diri," katanya.

Edi menuturkan, ia sangat ingin jenazah FK ditemukan.

Sampai sampai ia enggan makan.

"Saya tak mau makan sebelum jenazah itu ditemukan," ujarnya. Ia mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian, TNI, ormas, warga dan seluruh pihak yang sudah membantu proses pencarian.

Sebut dia, keluarga mendapatkan simpati dari banyak pihak.

"Ada pelukis yang sumbangkan karyanya tentang anak saya. Lukisan itu saya pajang di dinding," ujar dia. 

Edi Ingat Kopi Terakhir Marsela: Saya Masih Terbayang Senyumnya Saat Memberikan Kopi Itu

Penemuan mayat diduga Ferry Kalesaran (Istimewa)

Edi Sulu masih dilanda shock. Ia tak sanggup melupakan kopi terakhir anaknya, 

Marsela Sulu, bocah berusia 12 tahun korban pembunuhan sadis yang ditemukan dalam karung

"Saya masih terbayang senyumnya saat memberikan kopi itu," ujar dia di rumah duka Desa Koha 1, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulut. 

Sebutnya, kopi itu dibuatkan Marsela sebelum ia hilang Selasa lalu. 

Kala itu Edi hendak ke ibadah kaum bapa. Ia mengajak Sela ikut. 

Tapi Sela menolak, malah menawarkan membuatkan kopi. 

"Kopi itu rasanya sangat manis. Ternyata itu saat terakhirnya," beber dia. 

Ia memeluk bingkai foto anaknya. Air matanya bercucuran. 

"Ini fotonya waktu pesta ulang tahun temannya, gayanya sangat manis," kata dia. 

Dengan pelaku ia mengaku tak punya dendam atau permasalahan. Mereka juga tak begitu akrab. 

Marsela Sulu, bocah berusia 12 tahun, korban pembunuhan sadis yang ditemukan dalam karung, dimakamkan di samping makam ibunya Sabtu (22/5/2021) siang di Desa Koha Barat, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa. 

Amatan Tribun Manado, lokasi jenazah Elsa dikubur persis berdampingan dengan makam ibunya.

Kedua kuburan itu seperti nyambung. 

Edi Sulu sang ayah mengatakan, ibu Elsa wafat dua tahun lalu. Saat itu Elsa masih berumur 10 tahun.

"Saya berinisiatif memakamkan Elsa di samping makam ibunya," kata dia. (art).

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Sudah Damai, Edi Sempat Tak Mau Makan Sebelum Jenazah Ferry Kalesaran Ditemukan

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved