Latihan Ekstrem Kopassus Bikin Media Asing Takjub, Merangkak di Lumpur dan Ditembaki Tentara Senior

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD).

Handover
Setelah dinyatakan tergabung dalam anggota Kopassus, para prajurit akan ditempa melalui pelatihan yang berat dan ekstrem. 

TRIBUNPALU.COM - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD).

Para prajurit yang tergabung dalam Kopassus merupakan orang-orang pilihan.

Sebelum bergabung dengan Kopassus, para prajurit tersebut harus menjalani proses seleksi yang ketat.

Bahkan setelah dinyatakan tergabung dalam anggota Kopassus, mereka akan ditempa melalui pelatihan yang berat dan ekstrem.

Ya, untuk diketahui pasukan khusus dibentuk untuk menyelesaikan misi-misi berbahaya dan pastinya di luar kemampuan tentara biasa.

Satu diantarannya pasukan khusus TNI bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) turut menjalankan latihan yang terkenal brutal.

Baca juga: Harga Rp 4 Jutaan, Simak Spesifikasi Oppo Reno5 F, Daya Baterai Besar hingga Kamera Selfie 32MP

Baca juga: 3 Resep Mudah Buat Kroket untuk Camilan di Rumah, Dijamin Enak dan Anti Gagal

Baca juga: Tradisi 2 Suku di Papua yang Suka Berburu Kepala Manusia, Demi Memikat Wanita hingga Uji Keperkasaan

Dilansir dari TribunJambi.com, orang-orang terpilihlah yang bisa bergabung ke satuan elite satu ini.

Ahli dalam berbagai misi sampai-sampai disegani pasukan khusus luar negeri, Kopassus ternyata 'tercipta' berkat gemblengan dari latihan yang keras.

Komando Pasukan Khusus atau yang disingkat menjadi Kopassus merupakan bagian dari Komando Utama (KOTAMA) yang dimiliki TNI Angkatan Darat, Indonesia.

Latihan ekstrem yang dilakukan oleh tentara Kopassus sempat membuat media luar takjub.

Kopassus berlatih dengan penuh risiko.

Seperti yang diwartakan situs DailyMail, terdapat sebuah video yang menampilkan enam orang pasukan tentara Kopassus sedang merangkak berkamuflase di atas lumpur, sembari dua orang tentara senior menembaki peluru disekitar tempat tentara merangkak.

Latihan ekstrem Kopassus, merayap sembari ditembaki tentara senior.
Latihan ekstrem Kopassus, merayap sembari ditembaki tentara senior. (Handover)

Dari gambar di atas, di tanah tampak seorang calon anggota Kopassus merangkak sambil ditembaki oleh seorang perwira Kopassus dalam latihannya.

Terlihat dengan sangat jelas peluru yang menembaki tentara berada sangat dekat disekitar posisi mereka merangkak disepanjang lintasan latihan.

Latihan ini disebut juga dengan 'Doper Kopassus'.

Hujan peluru terlihat dengan jelas sangat dekat di antara para tentara yang tengah merangkak di lumpur.

Latihan doper sendiri tidak hanya dikhususkan oleh pasukan elite TNI saja.

Hampir seluruh satuan TNI mewajibkan latihan ini kepada seluruh prajuritnya.

Tidak diketahui secara pasti di mana lokasi tepatnya video tersebut direkam, terlihat pasukan Kopassus sedang menjalani latihan di lahan perkebunan karet di Indonesia.

Rupanya latihan ekstrem yang biasa dilakukan prajurit Kopassus ternyata membuat takjub negara lain.

Media Inggris DailyMail mengungkapkan jika latihan yang dilakukan pasukan Kopassus sangatlah menakutkan.

Pasukan Kopassus dituntut memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian dan anti teror.

Kopassus sendiri memiliki catatan sejarah yang mengagumkan, pasukan Kopassus telah berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas berat.

Kopassus terbukti mampu bertahan di berbagai kondisi tanpa teknologi canggih dan digital.

Pasukan Kopassus sangat unggul berlatih di hutan belantara daripada pasuka elite negara lainnya.

Dari Discovery Channel military edisi 2008 memaparkan jika Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat merupakan pasukan elite paling kuat dan berada di posisi ke 3 di dunia.

Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat sangat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas satuan Kopassus tidak akan pernah diketahui publik secara menyeluruh.

Di sisi lain Kopasus juga sering terlibat dalam misi militer untuk membantu menyelesaikan konflik perdamaian dunia.

Selain latihan di Indonesia, rupanya Kopassus juga rutin melakukan latihan dengan pasukan khusus di Korea Selatan.

Biasanya mereka berlatih bersama di Training Site 47-Kwangju, Korea. Sebuah area latihan untuk berlatih anti-teror dengan fasilitas sangat lengkap.

Latihan prajurit Kopassus di Korea untuk menguji pasukan elite ini selain unggul berperang di hutan tetapi juga dituntut mampu bertempur di daerah bersalju dan wilayah ekstrem lainnya.

Kondisi cuaca dingin tak menjadi halangan bagi prajurit kopasus. Hal ini terbukti prajurit Kopassus dapat menang dan mencapai puncak lebih dulu.

Kisah ini dimuat di dalam buku berjudul Kopassus untuk Indonesia yang ditulis oleh Iwan Santoso dan FA Natanegara.

Sejarah Singkat Kopassus

Dikutip dari Kopassus.mil.id, pada bulan Juli 1950, terjadi pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).

Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengarahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.
Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III, Kolonel A.E. Kawilarang.

Sedangkan untuk komandan operasinya adalah Letkol Slamet Riyadi.

Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun dengan korban yang tidak sedikit di pihak TNI.

Setelah dikaji ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.

Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, melainkan juga menggunakan taktik dan pengalaman tempur yang baik.

Didukung dengan kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat.

Hal itu untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya.

Baca juga: Jelang HUT Bhayangkara ke-75, Polres Morut Bagikan Masker Gratis dan Penyemprotan Disinfektan

Baca juga: 9 Fakta Swiss Singkirkan Perancis di Babak 16 Besar Euro 2020, Rapor Merah Pertahanan Ayam Jantan

Baca juga: Gubernur Rusdi Mastura Instruksikan Terapkan PPKM Berbasis Mikro di Sulteng

Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi pada salah satu pertempuran di sekitar kota Ambon, gagasan ini selanjutnya dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.

Melalui Instruksi Panglima Tentrara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1852, terbentuklah Kesatuan Komando Terirotium III.

Kesatuan Komando Terirotium III merupakan cikal bakal 'Korps Baret Merah'.

Sebagai Komandon pertama dipercayakan kepada Mayor Moch.

Idjon Djanbi, mantan Kaptel KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur dalam Perang Dunia II.

Dalam perjalanan selanjutnya, satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama di antaranya Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan Komandi Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952.

Selanjutnya, pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI-AD (PUSPASUS TNI-AD).

Berikutnya pada 1971, nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasuka Sandhi Yudha (KOPASSANDHA).

Pada tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) sampai sekarang.(*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved