Teroris MIT Poso

8 Bulan Pasca Teror MIT di Sigi, Warga Kerap Temukan Bekas Kaki saat Berkebun

Seorang warga berinisial A tak bisa melupakan peristiwa pembunuhan terhadap keluarganya di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

Editor: Haqir Muhakir
TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Ilustrasi Teroris 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat

TRIBUNPALU.COM, PALU - Seorang warga berinisial A tak bisa melupakan peristiwa pembunuhan terhadap keluarganya di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Keluarga A diduga menjadi korban pembantaian oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pada 27 November 2020 silam.

Tak hanya membunuh empat anggota keluar A, kelompok MIT pimpinan Ali Kalora juga turut membakar rumah mereka.

Sebagai orang yang sempat menyaksikan langsung, A mengaku masih trauma meski sudah delapan bulan berlalu.

Saat ini ia bersama warga lainnya tak berani berlama-lama beraktivitas di kebun karena sering mendapati bekas kaki manusia.

"Kami tetap berkebun tetapi tidak lama, hanya dua jam lalu pulang. Soalnya saat tiba di kebun kami melihat banyak bekas kaki. Tidak tahu apakah bekas kaki itu dari warga atau dari mereka (MIT)," ujar A, Jumat (6/8/2021).

Setiap hari, A biasa mengajak anak-anaknya pergi ke kebun yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.

A mengatakan, saat ini rumahnya telah selesai dibangun kembali oleh pemerintah bersama aparat kepolisian.

Ia pun terkadang merasa sedih ketika di rumah sang anak kerap bertanya keberadaan ayah dan neneknya.

"Anak saya yang kecil sering bertanya mana papa dan tua (nenek). Saya hanya bisa menunjukkan foto papa dan tuanya. Biasa dia bilang kepada saya 'oh ini papa dan tua mama? Tega sekali mereka bunuh papa dan tua," kata A menirukan ucapan anaknya. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved