Pengacara Bahar bin Smith Buka Suara Soal Cekcok Kliennya dengan Ryan Jombang: Bukan Soal Utang
Pengacara Habib Bahar bin Smith buka suara soal kasus dugaan penaniayaan kliennya ke Ryan Jombang di dalam Lapas Gunung Sindur.
TRIBUNPALU.COM - Pengacara Habib Bahar bin Smith buka suara soal kasus dugaan penaniayaan kliennya ke Ryan Jombang di dalam Lapas Gunung Sindur.
Lama tak terdengar, Habib Bahar bin Smith dan pembunuh berantai Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang kini kembali disorot publik lantaran keduanya berkelahi di Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sempat dikabarkan Habib Bahar memiliki utang Rp 10 juta kepada Ryan Jombang namun info tersebut dibantah oleh pengacara Habib Bahar, Ichwan Tuankotta.
Ichwan juga menegaskan bahwa konflik bukan terjadi karena masalah utang piutang.
"Saya sudah ketemu dengan Kalapas, kita diskusi dan ternyata sudah diselesaikan masalah ini dari 2-3 hari yang lalu. Tapi baru viral kemarin, padahal kejadiannya sudah berlangsung dari hari Sabtu (14/8/2021), sudah lewat berapa hari tuh," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/8/2021).
Ichwan memaparkan, kronologi perkelahian terjadi secara berangkaian, termasuk pada hari Senin kemarin.
"Jadi karena sudah diselesaikan, saya pikir tidak perlulah berkomentar soal kronologis detailnya," terangnya.
Terkait masalah utang, Ichwan menyebut hal tersebut tidak benar.
Berdasarkan keterangan Ichwan, perselisihan dipicu karena ada kesalahpahaman kecil antara Habib Bahar dan Ryan Jombang.
Lalu soal nominal utang, Ichwan membantah kliennya meminjam uang hingga Rp 10 juta.
"Namanya tahanan kan mereka mungkin punya kegiatan lain aktivitas untuk makan, bisa beli apa. Dan uangnya itu enggak Rp 10 juta seperti informasi yang beredar, tapi jumlahnya kecil, hanya Rp300.000 sampai Rp 500.000 saja. Pokoknya gambarannya masalah ini sudah selesai secara baik-baik, itu aja yang perlu dicatat," ucapnya saat ditanya asal muasal uang tersebut.
Saat ditanya soal luka yang dialami Ryan Jombang, Ichwan hanya mengatakan bahwa konflik bisa terjadi kepada semua penghuni lapas.
"Ya kita maklumi masing-masinglah kekurangan dan kelebihannya. Sudah diselesaikan secara musyawarah, makanya jangan sampai kejadian lagi karena ini urusan internal Lapas ada yang ngebina mereka. Harusnya urusan pak Mujiarto selaku Kalapas," ujar Ichwan.
Ichwan lalu mengungkit soal kegiatan penghuni lapas saat di luar blok tahanan yang menurutnya rawan terjadi cekcok.
"Kan kalau di Lapas bisa dilepas, mereka menjalankan sholat di masjid, berinteraksi, ada aktivitas kerja juga, misalnya karya yang mereka buat, jadi enggak setiap saat di blok tahanan," ujarnya.