3 Tahun Pascagempa
3 Tahun Tinggal di Huntara, Emak-emak Korban Bencana Palu Geruduk Kantor Gubernur
Massa didominasi emak-emak itu menuntut pemerintah terkait perbaikan nasib mereka.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Puluhan penyintas bencana Kota Palu berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Jl Sam Ratulangi, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu.
Aksi berlangsung tepat di Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Palu ke-43, Senin (27/9/2021), dan juga 3 Tahun Pascagempa 7,4 magnitudo.
Massa didominasi emak-emak itu menuntut pemerintah terkait perbaikan nasib mereka.
Pasalnya, hingga saat ini mereka masih tinggal di shelter pengungsian atau Hunian Sementara (Huntara).
Baca juga: Kenakan Siga Kuning, Hadianto Rasyid Temui Pendemo
Pantauan TribunPalu.com pukul 12.38 Wita, seorang penyintas turut membawa anaknya berdemonstrasi di bawah teriknya matahari.
Pada kesempatan itu, seorang wanita paruh baya bernama Sri Tini Haris ikut berorasi di tengah demonstran.
Orasinya disambut riuh emak-emak lainnya di lokasi itu.
Tini menyampaikan kritik kepada pemerintah karena lamban dalam penanganan pascabencana.
"Kondisi Huntara kami saat ini sudah tidak layak huni. Air tidak lancar, selokan tersumbat dan dapur sudah tidak keruan. Mana itu dana stimulan? Berikan saja kalau tidak ada Huntap. Terlanjur lama itu Huntap," kata Tini.
Baca juga: Kronologi Tembakan Pemburu Diikuti Suara Jeritan, Bukan Babi yang Terkapar Melainkan Sosok Ini
Tini merupakan penyintas bencana di Huntara Hutan Kota, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.
Ia mengaku kecewa terhadap janji-janji pemerintah selama tiga tahun pascabencana.
"Masa kami harus tinggal di Huntara terus, tidak ada perkembangan. Kami korban langsung dari tsunami dan likuifaksi. 3 tahun kami diminta bersabar. Tolong pemerintah berhenti mengadakan pembohongan kepada masyarakat," ucap Tini.(*)