3 Tahun Pascagempa
Kenakan Siga Kuning, Hadianto Rasyid Temui Pendemo
Orang nomor satu di jajaran pemerintah kota itu menemui pendemo yang mengatasnamakan Penyintas bencana 2018.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Alan Sahril
TRIBUNPALU.COM, PALU - Wali Kota Palu Hadianto Rasyid menemui Pengunjuk Rasa di samping rumah jabatan, Jl Balai Kota, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (27/9/2021) siang.
Orang nomor satu di jajaran pemerintah kota itu menemui pendemo yang mengatasnamakan Penyintas bencana 2018.
Hadianto mengenakan pakaian adat serba kuning lengkap dengan Siga.
Siga merupakan ikat kepala yang khusus dikenakan oleh kaum laki laki.
Warna siga yang dipakai menandakan simbol status sosial seseorang.
"Kita pemerintah ini ada aturannya, anggaran itu baru keluar nanti bulan Oktober. Itu lahan di Tondo dan Talise mau diratakan dulu, keluarga kita di sana itu keberatan, sedangkan kita ini mau dapat bantuan bank dunia untuk pembangunan Huntap tidak boleh ada permasalahan di sana," jelas Hadianto Rasyid mengenakan pengeras suara Pengunjuk Rasa.
Baca juga: Perayaan HUT ke-43 Kota Palu Diwarnai Aksi Demo, Penyintas Huntara: Lebih Baik Uangnya untuk Kami
Saat Hadianto orasi, sempat terjadi perdebatan dan keributan di tengah pendemo.
"Janji lagi, janji lagi, janji lagi," kata Safrullah Hidayat (27) warga Huntara Donggala Kodi
Dalam aksinya, Penyintas mengajukan empat tuntutan.
Pertama, warga terdampak bencana yang tidak memiliki alas hak juga diberikan lahan untuk membangun hunian yang layak.
Kedua, meminta Pemerintah Kota Palu untuk mempercepat pembangunan Huntap di Kota Palu.
Ketiga, memberikan kepastian hukum atas hak keperdataan tanah warga yang berada di zona rawan bencana.
Keempat, memberikan dana jaminan hidup kepada Penyintas.(*)