3 Tahun Bencana Sulteng

3 Tahun Bencana Sulteng, Kerugian Rp 18,48 Triliun, 2.096 Orang Meninggal

Tanggal 28 September 3 tahun lalu, gempa besar dengan magnitudo 7,4 mengguncang Sulawesi Tengah. 

Handover
Suasana di Kelurahan Petobo, Kota Palu pascagempa dan tsunami, 6 Oktober 2018 lalu. 

Kemudian 1.373 orang dilaporkan hilang, 4.438 orang luka berat dan 83.122 lainnya luka ringan. 

Peristiwa ini juga turut menggemparkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (AS) atau NASA. 

Para ilmuwan NASA memasukkan gempa Padagimo 2018 ke dalam kategori kejadian langka yang tidak seperti gempa pada umumnya.

Bahkan, NASA menyebut gempa ini sebagai supershear Earthquake atau gempa supershear dengan pergerakan sangat cepat.

Baca juga: Mengenang 3 Tahun Triobencana Palu, Pasha Ungu Jadi Kurir Antar Bantuan hingga Tidur di Pengungsian

Gempa supershear adalah gempa bumi di mana penyebaran gelombang pecah di sepanjang permukaan patahan.

Peristiwa ini tergolong langka karena hanya terjadi sebanyak 15 kali dalam catatan sejarah geografi.

Sehingga mereka membuat penelitian gempa berjudul "Early and Persistent Supershear Rupture of the 2018 Magnitude 7.5 Palu Earthquake" dan telah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.

Dalam penelitian itu, NASA mengungkap adanya retakan yang bergerak di sepanjang sesar dalam kecepatan yang sangat tinggi.

Hal inilah kemudian memicu gelombang naik turun atau sisi ke sisi yang mengguncang permukaan tanah dan menyebabkan likuifaksi, seperti di Palu dan Sigi.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved