Banggai Hari Ini

Legislator Banggai Beberkan 3 Faktor Penyebab PAD Rendah

Sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah masih rendah.

Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Haqir Muhakir
Dok Pribadi
Anggota DPRD Banggai, Irwanto Kulap 

Selanjutnya tak kalah penting adalah kemampuan sumber daya manusia.

Meskipun regulasi dan potensinya baik, namun tidak didukung kemampuan sumber daya manusia, maka percuma.

"Sejauh ini, saya menilai belum mampu mengolah sektor PAD. Harusnya banyak inovasi," tegasnya.

Sekretaris Fraksi Golkar ini memaparkan, dari target PAD sebesar Rp 230 miliar tahun 2021, hanya 2 sektor yang melampaui target.

Yaitu sektor pajak Galian C dan retribusi.

Tahun 2022, DPRD Kabupaten Banggai menaikkan target PAD dari Rp 230 miliar menjadi Rp 250 miliar.

"Naik Rp 20 miliar di tahun 2022," kata Irwanto.

Sebelumnya, minimnya sektor PAD sempat disentil Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian saat kunjungannya ke Kabupaten Banggai, Sabtu pekan lalu.

Mendagri meminta pemerintah daerah agar berinovasi untuk meningkatkan PAD

Inovasi itu sangat diperlukan, terutama bagi daerah yang pendapatannya masih jauh di bawah target. 

Pasalnya, dengan capaian seperti itu menandakan pendapatan daerah tidak sesuai dengan target APBD pada awal tahun. 

Baca juga: Nekat Kirim Sabu Lewat Jasa Mobil Rental, Pria Asal Banggai Terancam Dipenjara 20 Tahun

Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Liga Champions Malam Ini: AC Milan vs Atletico, PSG vs Man City Live di SCTV

Hal itu juga akan sangat berdampak pada jalannya berbagai program kerja yang dimiliki daerah. 

Mendagri Tito meminta Kabupaten Banggai memanfaatkan peluang kekayaan sumber daya alam (SDA) untuk menggenjot sektor PAD

Hal itu menyusul realisasi pendapatan Kabupaten Banggai yang lebih kecil dari belanjanya. 

Apalagi setelah turunnya pendapatan yang bersumber dari dana transfer Pemerintah Pusat akibat adanya refocusing dalam rangka penanganan pandemi Covid-19. 

Menurut Mendagri, Kabupaten Banggai memiliki potensi luar biasa.

Misalnya dari sektor pangan yang tetap bisa tumbuh positif di tengah pandemi. 

Di luar itu terdapat sektor pertambangan, minyak dan gas bumi, dan lainnya. 

"Banyak sekali sebetulnya potensi-potensi yang bisa dikembangkan di sini, kekayaan sumber daya alam yang ada ini dapat dimanfaatkan," ujar Mendagri Tito. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved