Banggai Hari Ini
Legislator Banggai Beberkan 3 Faktor Penyebab PAD Rendah
Sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah masih rendah.
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Haqir Muhakir
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah masih rendah.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banggai, Irwanto Kulap membeberkan, ada 3 faktor penyebab PAD di daerah tidak memenuhi target.
"Tiga faktor itu adalah regulasi, potensi, dan sumber daya manusia," bebernya, Selasa (28/9/2021).
Dia menjelaskan, dari faktor regulasi, ada beberapa Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang sektor PAD justru diabaikan oleh sejumlah perusahaan Migas yang beroperasi di daerah ini.
Seperti Perda Pajak Air Bawah Tanah maupun Perda Pajak Penerangan Jalan.
Dua Perda ini, kata Irwanto, bahkan tidak diakui oleh perusahaan Migas dengan alasan bertabrakan dengan peraturan dari Pemerintah Pusat.
Baca juga: Lesehan di Musala untuk Menunggu Giliran Bertemu Adiknya, Lesti Kejora Dipuji Ustaz Yusuf Mansur
Baca juga: Pesawat Citilink Mendarat Darurat di Palembang karena Ada Anak yang Lepas Penutup Tuas Pintu Darurat
"Padahal, potensi PAD di 2 sektor itu mencapai miliaran rupiah," ungkap Irwanto.
Lalu dari faktor potensi, Pemerintah Kabupaten Banggai harus kreatif dan terus berinovasi.
Anggota Komisi 3 ini memaparkan, faktor potensi ini ada 2 aspek. Yaitu, intensifikasi dan ekstensifikasi.
Intensifikasi artinya Pemkab Banggai harus mampu memetakan potensi-potensi PAD mana saja yang infrastrukturnya buruk.
Misalnya, infrastruktur Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk armada kapal ikan berlabuh.
"Nah, kalau sudah sudah rusak, maka harus diperbaiki infrastrukturnya. Ini yang dinamakan intensifikasi karena bisa menggenjot PAD," terang Irwanto.
Sedangkan aspek ekstensifikasi, Pemkab Banggai mestinya mampu melihat potensi baru PAD atau ekspansi.
Jika ada potensi baru harus segera dibuka agar sektor PAD besar dan bisa menjadi daerah mandiri.
Baca juga: Contoh Latihan Soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP) SKD CPNS 2021, Lengkap dengan Kunci Jawabannya
Baca juga: Sudah Tes SKD CPNS 2021? Ini Ketentuan Peserta Dinyatakan Lulus, Perhatikan Nilai TKP, TIU, dan TWK
Selanjutnya tak kalah penting adalah kemampuan sumber daya manusia.
Meskipun regulasi dan potensinya baik, namun tidak didukung kemampuan sumber daya manusia, maka percuma.
"Sejauh ini, saya menilai belum mampu mengolah sektor PAD. Harusnya banyak inovasi," tegasnya.
Sekretaris Fraksi Golkar ini memaparkan, dari target PAD sebesar Rp 230 miliar tahun 2021, hanya 2 sektor yang melampaui target.
Yaitu sektor pajak Galian C dan retribusi.
Tahun 2022, DPRD Kabupaten Banggai menaikkan target PAD dari Rp 230 miliar menjadi Rp 250 miliar.
"Naik Rp 20 miliar di tahun 2022," kata Irwanto.
Sebelumnya, minimnya sektor PAD sempat disentil Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian saat kunjungannya ke Kabupaten Banggai, Sabtu pekan lalu.
Mendagri meminta pemerintah daerah agar berinovasi untuk meningkatkan PAD.
Inovasi itu sangat diperlukan, terutama bagi daerah yang pendapatannya masih jauh di bawah target.
Pasalnya, dengan capaian seperti itu menandakan pendapatan daerah tidak sesuai dengan target APBD pada awal tahun.
Baca juga: Nekat Kirim Sabu Lewat Jasa Mobil Rental, Pria Asal Banggai Terancam Dipenjara 20 Tahun
Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Liga Champions Malam Ini: AC Milan vs Atletico, PSG vs Man City Live di SCTV
Hal itu juga akan sangat berdampak pada jalannya berbagai program kerja yang dimiliki daerah.
Mendagri Tito meminta Kabupaten Banggai memanfaatkan peluang kekayaan sumber daya alam (SDA) untuk menggenjot sektor PAD.
Hal itu menyusul realisasi pendapatan Kabupaten Banggai yang lebih kecil dari belanjanya.
Apalagi setelah turunnya pendapatan yang bersumber dari dana transfer Pemerintah Pusat akibat adanya refocusing dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.
Menurut Mendagri, Kabupaten Banggai memiliki potensi luar biasa.
Misalnya dari sektor pangan yang tetap bisa tumbuh positif di tengah pandemi.
Di luar itu terdapat sektor pertambangan, minyak dan gas bumi, dan lainnya.
"Banyak sekali sebetulnya potensi-potensi yang bisa dikembangkan di sini, kekayaan sumber daya alam yang ada ini dapat dimanfaatkan," ujar Mendagri Tito. (*)