3 Tahun Bencana Sulteng

Kisah Korban Bencana Tsunami di Palu 3 Tahun Lalu, Tenggelam Bak Diblender hingga Trauma

Kelurahan Pantoloan merupakan salah satu daerah yang terdampak bencana tsunami itu. Salah satu korban bernama Asniani menceritakan kembali kejadian

TRIBUNPALU.COM
Asniani warga Desa Ova, Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Taweili, Kota Palu, Sulawesi Tengah, menceritakan kisah saat dirinya terseret tsunami, Rabu (29/09/2021) 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Kemarin Selasa (28/9/2021), tepat tiga tahun Gempa Bumi berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada tanggal 28 September 2018 pukul 18.02 Wita.

Gempa Bumi ini juga memicu gelombang tsunami di pesisir Teluk Palu.

Kelurahan Pantoloan merupakan salah satu daerah yang terdampak bencana tsunami itu.

Salah satu korban bernama Asniani menceritakan kembali kejadian 3 tahun lalu tersebut.

Wanita 40 tahun itu merupakan warga di Desa Ova, Kecamatan Tawaeli, Kelurahan Pantoloan, Kota Palu, Sulteng.

Baca juga: Peringati 3 Tahun Pascabencana, Warga Sigi Adakan Tradisi Makan Bersama di Kuburan Massal Palu

Baca juga: Peringatan 3 Tahun Bencana, Wawali Palu Pimpin Ziarah ke Pemakaman Massal Poboya

Awalnya Asniani sedang mandi, namun tiba-tiba Gempa Bumi mengguncang Desa Ova dan sekitarnya.

Dalam keadaan panik, Asniani berlari keluar dari rumah tanpa mengenakan baju.

Sang Suami yang melihat keadaan istrinya, langsung masuk kembali ke dalam rumah untuk mencari kain penutup.

Setelah menutupi tubuh Asniani dengan kain, mereka pun bergegas lari dan mencari lokasi yang aman.

Asniani menggendong satu anak perempuannya berusia 2 tahun, sedangkan Suami Asniani menggendong anak lelakinya berusia 4 tahun.

Asniani juga mengatakan mendengar suara gemuruh air dikala itu.

"Saat itu saya mendengar suara gemuruh air dengan sangat keras, tiba-tiba air mulai naik yang tingginya kalau saya umpamakan melebihi atap rumah," ucap Asniani.

Baca juga: 3 Tahun Bencana Sulteng, Sahabat Masjid Ajak Warga Huntara Lere Palu Makan Bersama

Baca juga: 3 Tahun Bencana Sulteng, Kerugian Rp 18,48 Triliun, 2.096 Orang Meninggal

Saat itu Asniani mengaku sempat masuk ke dalam putaran air tsunami.

"Saya masuk ke dalam putaran air, putaran itu seperti blender. Seakarng saya trauma kalau mendengar suara blender, saya merasa takut karena kembali teringat kejadian itu," ujar Asni.

Ketika dihantam tsunami, Asniani terpisah dengan Suaminya dan dua anaknya.

Hingga saat ini Suami dan dua anaknya belum ditemukan.

Asniani selamat dalam kejadian itu namun mengalami luka berat.

Dia harus menjalani perawatan selama 9 bulan hingga sembuh total.(Yuri Azkia/ Mahasiswa Magang)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved