3 Tahun Bencana Sulteng

Kisah Korban Tsunami di Palu 3 Tahun Lalu, Riska Terseret Gelombang saat Hamil

Ada kisah pilu yang dialami para korban selamat, Termasuk Riska (20) yang saat itu masih berusia remaja dengan keadaan hamil terseret tsunami

Penulis: Haqir Muhakir |
TRIBUNPALU.COM
Riska(20) merupakan korban selamat setelah tersapu tsunami pada saat hamil di Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kelurahan Pantoloan, Kota Palu, Sulawesi Tengah. 

Riska berhasil keluar dari gelombang tsunami dalam keadaan tidak berbusana.

“Pada saat itu saya melihat tubuh saya ternyata sudah tidak memakai baju lagi,” ujarnya.

Baca juga: 3 Tahun Bencana Sulteng, Kerugian Rp 18,48 Triliun, 2.096 Orang Meninggal

Kemudian tidak lama setelah itu, masyarakat datang setelah mendengarkan suaranya meminta pertolongan.

Warga memakaikan Riska dengan jaket untuk menutupi tubuhnya.

“Saat masyarakat menolong, mereka menanyakan nama saya. Mereka pun mengenali saya setelah menyebutkan nama Aco, suami saya," ungkapnya.

Riska memiliki luka tusuk yang hampir menembus paha serta luka goresan akibat seng atap rumah.

Baca juga: PSMTI dan Koko Cici Sulteng Tabur Bunga Peringati 3 Tahun Bencana di Teluk Palu

Namun tidak terdapat luka sedikitpun pada bagian perutnya.

Saat itu juga ia mendapatkan pengobatan untuk lukanya di rumah sakit Undata Palu dengan total 18 jahitan.

Namun setelah itu ia diharuskan pulang untuk rawat jalan karena banyaknya pasien di rumah sakit tersebut.

Selepas tiga hari dari kejadian tsunami tersebut Riska mengalami kontraksi pada perutnya sehingga dilarikan kembali ke rumah sakit.

“Rumah sakit masih penuh dengan pasien dan korban dari bencana, sehingga saya melahirkan di tenda yang didirikan di halaman rumah sakit,” ucap Riska.

Setelah itu Riska kembali menjalani perawatan di rumah.

Dari kejadian tersebut banyak bantuan datang.

Salah satunya bantuan medis dari TNI yang saat itu datang dengan menggunakan Kapal Soeharso.

“Saya juga sempat dirawat di Kapal Soeharso dengan anak saya. Mereka jugalah yang memberikan nama kepada anak saya, Alam Soeharso.” Ungkapnya.

Nama Soeharso sendiri merupakan nama Kapal yang dipakai untuk membantu korban bencana.

Berkat dari bantuan TNI yang datang melalui Pelabuhan Pantoloan, korban bisa mendapatkan pertolongan yang maksimal. (Afan Riatno/ Mahasiswa Magang)

Sumber: Tribun Palu
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved