Didi Mahardika Sebut Soekarno Dibunuh di Wisma Yasoo, Begini Detik-detik Kepergian Sang Proklamator
Pengakuan Didi Mahardika,cucu Presiden RI pertama Soekarno membuat heboh masyarakat Indonesia.
TRIBUNPALU.COM - Pengakuan Didi Mahardika,cucu Presiden RI pertama Soekarno membuat heboh masyarakat Indonesia.
Didi menyebut sang kakek meninggal dunia karena dibunuh di Wisma Yasoo.
Pengakuan itu disampaikan Didi dalam kanal YouTube V Entertaiment.id, ketika berbicara soal video musik TRAH-Untuk Indonesia Raya yang ia garap.
"Gue datang di Satriamandala atau yang disebut Wisma Yasoo, itu adalah tempat peristirahatan terakhir Bung Karno yang seolah-olah kayak diasingkan tanpa melalui tidak diberikan kesempatan untuk membela dirinya di persidangan, seperti diasingkan," ujar host dalam video tersebut.
Didi pun tiba-tiba memotong ucapan host.
Ia menegaskan, Bung Karno tak hanya diasingkan di Wisma Yasoo, tapi juga dibunuh.
"Aku tambahin dikit, Mas, tidak hanya diasingkan, tapi di situlah bapak kita, Bapak Bangsa, Bapak Proklamator kita, yang memperjuangkan kita semua, dibunuh di situ, dibunuh, iya, harus banyak yang tahu," kata Didi.
Host pun terlihat kaget dengan pernyataan Didi tersebut.
Namun ketika ditanya apakah ia yakin dengan ucapannya, Didi menjawab sangat yakin bahkan bersedia mengulangi pernyataanya.
"Kalau mau ada yang bertanya, mungkin bisa ditanyakan ke ahli sejarah. Dan ahli sejarah yang bisa menceritakan apa adanya," ujar Didi.
Dengan nada tegas, Didi kemudian berpesan agar masyarakat Indonesia tak melupakan sejarah.
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kalau lu semua gagal paham sama sejarah, lu dimakan sistem,” kata Didi.
Sempat Ditengok oleh Hatta
Mengutip Kompas.com, beberapa hari sebelum meninggal, Soekarno sempat dijenguk oleh sahabatnya yang juga Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta.
Hal itu diceritakan dalam buku Mengenang Bung Hatta (1988).
Dalam buku itu, Iding Widjaja Wangsa menuliskan kesaksian putri Bung Hatta, Meutia Hatta sesaat sebelum Soekarno wafat.
Saat menjenguk Bung Karno bersama ayahnya di RSPAD Gatot Soebroto, Meutia menyebut wajah Bung Karno telah pucat dan tak sadarkan diri.
Mengetahui kondisi itu, Bung Hatta beserta rombongan pun meninggalkan ruang perawatan itu.
Namun, Bung Karno tiba-tiba siuman dan tangannya seperti menggapai-gapai dan menunjuk sesuatu di atas kepalanya.
Gerakan itu mengisyaratkan perawat untuk mengambilkan kacamata untuknya.
Setelah memakainya, Bung Karno kemudian melambaikan tangannya seakan meminta Bung Hatta mendekat.
Menurut kesaksian Meutia Hatta, Soekarno mengucapkan kalimat yang sulit ditangkap, karena dalam bahasa Belanda: "Hoe gaat het met jou? (apa kabar)" sambil menitikkan air mata.
Ia memandangi kawannya, Hatta yang terus memijit lengannya.
Tak ada yang bisa dilakukan Hatta kecuali berpesan padanya. "Ya, sudahlah. Kuatkan hatimu, tawakkal saja pada Allah. Saya doakan agar lekas sembuh," kata Bung Hatta.
Tak lama setelah itu, Bung Karno pun menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 21 Juni 1970 pukul 07.00 WIB.
Bung Karno kemudian dimakamkan di Blitar, tempat Ibunya juga dimakamkan.
Detik-detik Soekarno Meninggal
Inilah cerita detik-detik meninggalnya Bung Karno, Sang Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia.
Detik-detik meninggalnya Soekarno tertuang dalam buku Soekarno Poentja Tjerita.
Dalam buku itu, tertulis detik-detik sebelum meninggalnya Soekarno disaksikan Guntur, Megawati, Sukmawati, Guruh, dan Rachmawati.
Hal ini berawal saat Soekarno sudah dalam kondisi sekarat pada tanggal 16 Juni 1970.
Soekarno ditempatkan dalam sebuah kamar berpenjagaan ketat di lorong rumah sakit.
Kondisi Soekarno kala itu terus memburuk.
Pada 20 Juni 1970, kesadaran Soekarno sempat menurun hingga akhirnya mengalami koma.
Dokter yang menangani Soekarno, Mahar Mardjono tampaknya sudah mengerti apa yang sedang terjadi.
Mahar kemudian menghubungi anak-anak Soekarno.
Mereka pun berkumpul di RSPAD Gatot Soebroto tempat Soekarno dirawat pada 21 Juni 1970 pukul 06.30 WIB.
Anak-anak Soekarno pun mengajukan sejumlah pertanyaan ke dokter Mahar, tapi sang dokter tak menjawab.
Dokter Mahar hanya menggelengkan kepala.
Beberapa saat kemudian, suster mencabut selang makanan, dan alat bantu pernapasan.
Anak-anak Soekarno kemudian mengucapkan takbir.
Megawati membisikkan kalimat syahadat ke telinga Soekarno.
Soekarno berusaha mengikutinya tapi hanya mampu mengucapkan "Allah".
"Allaaah...," ucap Soekarno lirih seiring napasnya yang terakhir.
Soekarno meninggal pada pukul 07.07 WIB. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/seokarno-menangis.jpg)