Update Covid-19 Sulteng Selasa 5 Oktober 2021: Tambah 56 Kasus Positif, 75 Pasien Telah Sembuh

Dari 56 kasus covid-19 baru selama 24 jam terakhir, Poso mencatatkan kasus terbanyak dengan 22 kasus konfirmasi positif Covid-19.

Penulis: Imam Saputro | Editor: Imam Saputro
Handover
Ketua Satgas Covid-19 Banggai Alfian Djibran meninjau langsung pelaksanaan PTM Terbatas di sejumlah sekolah di Kota Luwuk, Senin (20/9/2021). 

TRIBUNPALU.COM -  Update kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah di hari Selasa 5 Oktober 2021, kasus konfirmasi positif Covid-19 selama 24 jam terakhir di Provinsi Sulawesi Tengah tercatat ada penambahan 56 kasus baru.

Di sisi lain, kasus kesembuhan terus bertambah, tercatat ada 75 pasien Covid-19 sudah dinyatakan sembuh per hari ini.

Dari 56 kasus covid-19 baru selama 24 jam terakhir, Poso mencatatkan kasus terbanyak dengan 22 kasus konfirmasi positif Covid-19.

Hingga hari ini, dengan adanya  penambahan 56 pasien Covid-19 sehingga di Sulawesi Tengah total ada 46.531   kasus terkonfirmasi positif.

Dan dalam 24 jam terakhir tercatat ada 1 kasus kematian.

Dari sisi pemetaan penyebaran covid-19, 6 daerah sudah turun ke zona kuning yakni Donggala, Palu , Sigi, Morowali Utara, Banggai Laut dan Banggai Kepulauan.

Sementara sisanya masih di zona oranye.

Dikutip dari dinkes.sultengprov.go.id, berikut rincian data pasien positif virus corona di Sulawesi Tengah, baik yang dirawat di rumah sakit maupun menjalani isolasi mandiri:

Data kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah per Selasa 5 Oktober 2021
Data kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah per Selasa 5 Oktober 2021 (Dinkes Sulteng)

PTM di Kota Palu Akan Digelar Berklaster

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Palu akan lakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) secara klaster.

Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kota Palu Ambotuwo mengatakan, bagi siswa kesulitan dalam proses belajar daring pastinya akan diusulkan PTMT secara klaster nantinya.

“Ada juga sekolah pinggiran seperti SMP 8 dan SMP 13, kalau kita melakukan proses daring disana kendala dengan HP karena mereka disana tidak punya peralatan mengikuti daring," jelas Ambotuwo saat ditemui di kantornya Jl. Bantilan, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Sekolah Tatap Muka, Siswa SMAN 1 Palu: Kerinduan Kami Terbayarkan

Ambotuwo mengungkapkan, PTMT secara klaster tersebut merupakan pertimbangan juga bagi Disdikbud Kota Palu.

Sebab, PTMT bagi SMP akan dikelompokkan menjadi dua bagian.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Oktober, Dinas Pendidikan Palu Tunggu Keputusan Wali Kota

Bagian tersebut yaitu siswa yang telah divaksin dan siswa yang belum divaksin.

“Jadi diklasterkan sendiri, tidak bisa dilakukan pengabungan karena merujuk dari keinginan orang tua siswa yang tidak mau digabung anaknya dengan yang belum divaksin. Tetapi itu untuk sekolah di pinggiran saja," tutup Ambotuwo.

Sebelumnya, Plt Dinas Pendidikan Kota Palu Abdul Hafid Djakatare mengatakan sekolah tatap muka direncanakan Oktober 2021.

Namun, Ia belum bisa memastikan waktusekolah tatap muka dimulai karena menunggu keputusan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid.

Itu disampaikannya saat ditemui tim TribunPalu.com di ruang kerjanya Jl Bantilan, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/10/2021) pagi

"Saya kan masih menjabat sebagai Plt, jadi tidak bisa sembarang melakukan yang bukan wewenang saya. Harus ada izin dari pak wali, dan kemarin saat mengelar rapat sudah disampaikan, bahwa sekolah tatap muka sudah diizinkan tapi belum jelas waktunya kapan," ujar Abdul Hafid Djakatare.

Abdul Hafid Djakatare saat ini tengah mempersiapkan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido untuk membahas perihal tersebut.

Dia belum berani mengambil keputusan karena statusnya masih Pelaksana Tugas (Plt).

"Ini sudah ada berkasnya tinggal ditanda tangan, tapi saya mau ketemu sama Wakil Wali Kota Palu dulu membahas terkait itu, karena dia orang kesehatan jelas tahu tentang itu," jelas Hafid.

Dinas Pendidikan Kota palu terus memberikan sosialisasi kepada kepala sekolah agar memeperketat protokol kesehatan.

Untuk tingkat TK kapasitas ruangan yang diizinkan sebanyak 30 persen.

Sedangkan untuk tingkat SD dan SMP sebanyak 50 persen.

"Untuk sekarang saya selalu mengimbau kepada kepala sekolah untuk membenahi persiapan jelang tatap muka ini, jika perlu perlancar simulasi untuk jenjang TK, SD dan SMP," tutur Abdul Hafid Djakatare.

Menurut Abdul Hafid Djakatare, masih banyak murid tidak patuh dengan prtokol kesehatan Covid-19.

"Kemarin saya buka kegiatan di SMP 16 Palu mereka bawa surat vaksin itu saja sudah melakukan kerumunan, itu yang perlu kita jaga," ujarnya.

Hanya untuk siswa yang sudah vaksin

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Palu, nantinya hanya berlaku pada siswa yang telah divaksin.

Hal itu disampaikan  Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kota Palu Ambotuwo.

Ia mengatakan, metode PTMT bagi SMP saat ini berbeda.

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas hanya berlaku bagi siswa yang telah divaksin.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka, Siswa SMAN 1 Palu: Kerinduan Kami Terbayarkan

Sementara siswa yang belum divaksin terpaksa mengikuti pembelajaran daring.

“Yang tervaksin bisa kita lakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, yang belum tervaksin itu menunggu jadi yang belum tervaksin yaa melalui online, jadi opsinya dua tatap muka dan daring,” kata Ambotuwo saat ditemui di kantornya Jl Bantilan, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah Selasa (5/10/2021).

Menurut Ambotuwo, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas berlaku untuk siswa telah mengikuti vaksinasi.

"Orangtua siswa yang tidak mau anak mereka digabungkan dengan siswa yang belum tervaksin masuk di PTMT," ungkapnya

Baca juga: Disebut Pansos, Nikita Mirzani Semprot Balik Fans Lesti dan Rizky Billar: Cuan Gua Udah Banyak

“Karena sejak saya turun di sekolah ada beberapa masukan dari orang tua murid mengatakan bahwa jangan sampai pembelajaran tatap muka sampai anak kami di gabung dengan yang tidak di vaksin,” tutur Ambotuwo.

Lanjut Ambotuwo menuturkan, atas keluhan para orangtua tersebut maka diberlakukan metode PTMT seperti itu.

“Kita harus mendengarkan keluhan dari orang tua, tidak mau menggabungkan anaknya dengan yang belum di vaksin,” tutur Ambutuwo.(*)

(TribunPalu.com/Imam S/Nur Saleha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved