Waspada! Ini 2 Daerah yang Lebih Berisiko Tenggelam Dibanding Jakarta

Beberapa ahli mengungkapkan adanya dua daerah yang lebih berisiko tenggelam dibanding Jakarta.

The New York Times/Kompas.com
Ilustrasi: Isu Jakarta tenggelam 10 tahun lagi atau tahun 2030 ditanggapi Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma. 

TRIBUNPALU.COM - Beredar kabar bahwa Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan.

Namun rupanya ada dua daerah yang justru lebih berisiko tenggelam dibanding Jakarta.

Dua daerah itu adalah Pekalongan dan Semarang.

Profesor Riset bidang Meteorologi pada Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Prof Dr Eddy Hermawan mengatakan, berdasarkan parameter tinggi permukaan laut (Sea Level Rise/SLR) dan penurunan muka tanah (Land Subsidence/LS) sebagai penyebab suatu wilayah dapat tenggelam, maka bukan Jakarta, kota yang pertama berisiko tenggelam di Indonesia.

"Poin penting dari ini sebenarnya, kalau basisnya hanya Sea Level Rise (naiknya air laut), itu tidak terlalu berdampak serius (menenggelamkan suatu wilayah)," kata Eddy.

Dalam pemaparannya di acara webinar Lecture Series Majelis Profesor Riset (MPR) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (6/10/2021), Eddy menjelaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan hasil dari sebuah riset skenario yang telah dilakukan oleh tim ahli.

Hasil terbaru (2020), yang dilakukan oleh Tim Penginderaan Jauh LAPAN menunjukkan adanya tiga kota berisiko tenggelam yang mengalami Landsubsidence paling cepat, yakni Pekalongan, Semarang dan Jakarta.

Berikut data landsubsidence atau penurunan permukaan tanah di wilayah sekitar Pantai Utara Jawa (Pantura), sejak tahun 2015-2020.

Baca juga: Dinilai Suka Potong Pembicaraan Narasumber, Gritte Agatha: Kadang Nggak Boleh Terlalu Panjang

Baca juga: Anies Ungkap Rencana 2 Periode, Ternyata Lebih Pilih Jadi Gubernur Lagi Ketimbang Ikut Pilpres

 

1. DKI Jakarta

Diprediksi Jakarta tenggelam dalam 10 tahun mendatang. Namun, data penurunan permukaan tanah di wilayah ini menunjukkan hasil perhitungan laju rata-rata penurunan permukaan tanah secara vertikal di DKI Jakarta dan sekitarnya selama periode tahun 2015-2020, bervariasi antara 0,1-8 cm per tahun.

2. Cirebon

Hasil perhitungan laju rata-rata penurunan permukaan tanah secara vertikal di Cirebon dan sekitarnya selama periode 2015-2020 adalah bervariasi antara 0,28-4 cm per tahun.

3.  Surabaya

Hasil perhitungan laju rata-rata penurunan permukaan tanah secara vertikal di Surabaya dan sekitarnya selama periode 2015-2020 adalah bervariasi antara 0,3- 4,3 cm per tahun.

4. Semarang

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved