Jubir Bantah Luhut Binsar Pandjaitan Ambil Keuntungan dari Tes PCR, Ini Penjelasannya
Pihak Luhut membantah adanya tudingan bahwa dirinya mengambil keuntungan dari bisnis tes PCR yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia atau GSI
TRIBUNPALU.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat ini tengah menjadi sorotan sejumlah pihak lantaran dikabarkan mengambil keuntungan pribadi dari bisnis di bidang test Polymerase Chain Reaction atau PCR.
Hal ini diungkapkan berdasarkan sebuah investigasi yang telah dilakukan oleh majalan Tempo.
Diketahui Luhut tergabung dalam bisnis tes PCR yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia atau GSI.
Dikutip dari kanal youtube Tribunnews.com, Selasa (2/11/2021), terdapat temuan bahwa perusahaan-perusahaan PCR tersebut banyak dimiliki politisi, pejabat serta pengusaha.
Meski dirinya tergabung dalam bisnis tes PCR tersebut, pihaknya membantah telah mengambil keuntungan pribadi.
Hingga saat ini Jodi menyebut bahwa GSI tidak bekerja sama dengan BUMN dan tidak mendapatkan dana dari pemerintah.
Tidak hanya Luhut saja yang terseret tudingan mengantongi sejumlah keuntungan dari bisnis tes PCR, namun Menteri BUMN Erick Thohir dn Menteri Kesehatan Budi Gunadi juga ikut terseret dalam dugaan tersebut.
Baca juga: Tak Terima Dituding Bisnis Tes PCR, Luhut: Saya yang Dorong agar Harga Tes PCR Diturunkan
Melansir dari laman Kompas.com, nama Luhut sendiri dinilai sering memberikan bantuan untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia di berbagai bidang meski tidak banyak yang mengetahuinya.
Luhut dan rekan-rekannya mengmpulkan donasi untuk menyumbangkas tes PCR kepada tujuh fakultas kedokteran di Indonesia.
Diketahui fakultas yang mendapat bantuan tersebut yakni Fakultas UI, Unpad, undip, UGM, Unair, Udayana, dan juga USU.
“Pak Luhut tidak pernah mau membuka hal-hal yang sifatnya sumbangan seperti ini, ” kata Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Jodi Mahardi.
Jodi juga menegaskan bahwa hal ini terpaksa diungkapkan lantaran banyaknya tuduhan kepada pihak Luhut.
“Ini terpaksa kami buka supaya bisa menjadi pelajaran, karena tidak ingin ke depan ketika ada orang-orang negeri ini yang berniat tulus untuk membantu jadi berpikir dua kali karena takut mendapat tuduhan macam-macam,” lanjutnya.
Jodi juga menyebut meski Luhut terlibat dalam tes PCR, namun ia menyebut tidak ada pembagian keuntungan apapun.
Keuntungan yang didapat justru digunakan untuk memberikan tes antigen gratis kepada masyarakat yang kurang mampu.