Tak Hanya Tes PCR, Deretan Bisnis Ini Juga Dianggap Miliki Keterkaitan dengan Luhut
Berikut ini deretan bisnis yang diduga memiliki keterkaitan dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Kasus terbaru adalah dugaan keterlibatannya dalam bisnis tes PCR yang dijalankan oleh PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Berawal dari postingan mantan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Agustinus Edy Kristianto di Facebook yang membeberkan sejumlah menteri pembantu Presiden Joko Widodo terlibat bisnis tes pengadaan Covid-19.
Tak Luhut saja yang disebut dalam lingkaran meraup keuntungan dari bisnis tersebut. Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun dituding juga menikmati hasilnya.
Edy mengklaim, dirinya memegang salinan akta GSI, yang di dalamnya tertulis nama yayasan serta perusahaan yang menjadi pemegang saham GSI.
Komposisi pemegang saham tersebut antara lain Yayasan Indika Untuk Indonesia (932 lembar, Yayasan Adaro Bangun Negeri (485 lembar), Yayasan Northstar Bhakti Persada (242 lembar). Berikutnya PT Anarya Kreasi Nusantara (242 lembar, PT Modal Ventura YCAB (242 lembar), PT Perdana Multi Kasih (242 lemba), PT Toba Bumi Energi (242 lembar, PT Toba Sejahtra (242 lembar), dan PT Kartika Bina Medikatama (100 lembar).
Menanggapi berita tersebut, Luhut membantahnya melalui keterangan yang diunggah pada akun Facebook dan Instagram-nya, Kamis (4/11/2021).
"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya," kata Luhut.
Masuk deretan menteri terkaya
Menduduki kursi menteri memang bukan barang baru bagi Luhut.
Sebelum kembali masuk dalam jajaran menteri kabinet pemerintahan Jokowi, Luhut merupakan wajah lama di pemerintahan.
Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut Pandjaitan pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000 - 2001 saat Presiden Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999 - 2001.
Dalam Kabinet Indonesia Maju, Luhut ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Luhut sendiri masuk dalam deretan anggota kabinet Jokowi yang paling kaya. Dikutip dari pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Mei 2018, total harta seperti yang dilaporkannya ke LHKPN tercatat sebesar 665.438.752.423.
Jika dirinci, hartanya paling besar ditempatkan pada aset tanah dan bangunan sebesar Rp 175.661.024.063.
Lima belas bidang tanah milik Luhut banyak tersebar di Jakarta, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Toba Samosir.